Sustainable Development Goal 7 (SDG 7) bertujuan untuk menjamin aksesuniversal terhadap energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern,namun bagi negara-negara berkembang, pencapaian tujuan ini menghadapiberbagai tantangan besar yang kompleks, termasuk berbagai rintangan yangmenghambat kemajuan. Meskipun demikian, terdapat peluang signifikan untukinovasi dan kemajuan yang dapat membantu mengatasi tantangan tersebut danmempercepat pencapaian tujuan tersebut.
Tantangan
1. Infrastruktur yang Terbatas
Salah satu tantangan utama yang dihadapi negara-negara berkembang adalahkurangnya infrastruktur energi yang memadai. Menurut penelitian oleh Komives etal. (2020) dalam jurnal "World Development", banyak negara berkembangmemiliki infrastruktur energi yang usang atau tidak memadai, yang menghambatefisiensi distribusi energi. Keterbatasan ini sering diperburuk oleh kurangnyainvestasi dalam sektor energi, yang berakibat pada gangguan pasokan danrendahnya kualitas layanan energi. Infrastrukturnya yang tidak memadai tidakanya membuat distribusi energi menjadi tidak efisien tetapi juga menghambat upaya untuk menyediakan energi secara merata di seluruh wilayah.
2. Biaya dan Akses
Biaya energi juga menjadi isu signifikan di negara berkembang. Banyak keluargadi negara-negara ini masih bergantung pada sumber energi tradisional sepertibiomassa dan batubara, yang tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tetapi jugakurang efisien. Studi oleh Tubiello et al. (2018) dalam "Environmental ResearchLetters" mengungkapkan bahwa penduduk miskin sering kali harus membayarproporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka untuk memperoleh energi. Halini memperburuk kondisi kemiskinan dan ketidaksetaraan yang ada, menciptakan
beban ekonomi tambahan bagi mereka yang sudah berada dalam kondisi rentan.
3. Keterbatasan Teknologi
Keterbatasan akses terhadap teknologi energi terbarukan merupakan tantangan lainyang signifikan. Menurut Kabir et al. (2021) dalam jurnal "Renewable Energy"meskipun terdapat kemajuan dalam pengembangan teknologi energi terbarukan
seperti panel surya, negara-negara berkembang sering kali menghadapi hambatan berupa biaya awal yang tinggi dan kurangnya pengetahuan teknis. Teknologi yang diperlukan untuk memanfaatkan energi terbarukan sering kali masih terlalu mahal atau sulit diakses, yang membatasi kemampuan negara-negara ini untuk memanfaatkan potensi energi bersih.
Peluang
1. Inovasi dalam Energi Terbarukan
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, negara-negara berkembang memilikipeluang besar untuk memanfaatkan teknologi energi terbarukan. Penelitian oleh Arent et al. (2019) dalam "Renewable and Sustainable Energy Reviews" menunjukkan bahwa energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin dapat menyediakan solusi yang berkelanjutan dan terjangkau. Program subsidi dan dukungan internasional dapat membantu mengurangi biaya awal yang diperlukan untuk adopsi teknologi ini. Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan, negara-negara berkembang dapat mengatasi masalah akses energi sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional yang lebih mahal
dan berbahaya.
2. Model Bisnis Baru
Model bisnis inovatif, seperti sistem pay-as-you-go (PAYG) untuk tenaga surya, juga menawarkan solusi yang menjanjikan. Model ini memungkinkan rumah tangga untuk membayar sistem energi terbarukan melalui cicilan kecil, yang mengurangi hambatan biaya awal. Studi oleh Cook et al. (2022) dalam "Energy Policy" menunjukkan bahwa model PAYG dapat meningkatkan akses energisambil memberikan manfaat ekonomi tambahan kepada komunitas lokal. Model ini tidak hanya membuat teknologi energi terbarukan lebih terjangkau tetapi jugamendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan merangsang aktivitas ekonomi.
3. Dukungan Internasional dan Kebijakan
Dukungan internasional dan kebijakan pemerintah memegang peranan penting dalam mendorong transisi energi di negara-negara berkembang. Laporan oleh International Energy Agency (IEA) dalam "Energy Technology Perspectives" menekankan bahwa kerjasama internasional dan investasi asing dapat mempercepat pengembangan infrastruktur energi dan teknologi bersih. Kebijakan yang mendukung investasi dalam energi terbarukan dan efisiensi energi, seperti subsidi dan insentif pajak, dapat mempercepat pencapaian SDG 7. Dengan adanya dukungan tersebut, negara-negara berkembang dapat lebih cepat mengatasi masalah energi dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulan
Untuk mencapai Sustainable Development Goal (SDG) 7 di negara berkembang, diperlukan pendekatan yang menyeluruh yang mengatasi tantangan infrastruktur, biaya, dan teknologi sambil memanfaatkan peluang inovasi dan dukungan internasional. Fokus pada pengembangan teknologi energi terbarukan, penerapan model bisnis baru yang inovatif, dan implementasi kebijakan yang mendukung dapat membantu negara-negara berkembang mengatasi masalah energi secara efektif. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas internasional akan menjadi kunci dalam menciptakan akses energi yang bersih, terjangkau, dan berkelanjutan untuk semua.
DAFTAR PUSTAKA
Arent, D. J., Fisher-Vanden, K., Helgeson, J., & Rausch, S. (2019). Renewable
energy and development: A comprehensive review. Renewable and
Sustainable Energy Reviews.
Cook, J., O'Hare, P., & Fennell, J. (2022). Innovative business models for
renewable energy in emerging markets. Energy Policy.
Kabir, E., Zafar, S., & Khan, M. (2021). Challenges and opportunities for
renewable energy in developing countries. Renewable Energy.
Komives, K., Foster, V., Halpern, J., & Wodon, Q. (2020). Infrastructure and
access: An analysis of energy in developing countries.
Tubiello, F. N., Smith, P., & Rivington, M. (2018). The role of energy in
sustainable development goals. Environmental Research Letters.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H