Kasus bunuh diri yang melibatkan seorang mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) pada 23 Desember 2024 mengejutkan banyak pihak dan kembali membuka perbincangan mengenai pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Meskipun setiap individu memiliki alasan pribadi di balik keputusan tragis tersebut, kasus ini menyoroti betapa pentingnya perhatian terhadap kondisi mental di kalangan generasi muda, khususnya di dunia akademik.
Bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang kompleks dan sering kali tidak terdeteksi sampai pada titik yang sangat memprihatinkan. Menurut data dari World Health Organization (WHO), bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan remaja dan dewasa muda di seluruh dunia. Di Indonesia, meskipun ada upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, stigma dan kurangnya akses ke dukungan psikologis sering kali menjadi penghalang utama. Berbagai faktor bisa menjadi pemicu bunuh diri. Beberapa di antaranya adalah tekanan akademik, masalah keluarga, kesepian, perasaan terisolasi, serta kesulitan mengatasi tantangan kehidupan yang datang dengan peralihan dari remaja ke dewasa. Di kalangan mahasiswa, tekanan untuk berprestasi di kampus sering kali menjadi beban berat. Ekspektasi tinggi dari orang tua, tuntutan untuk mempertahankan nilai akademis yang sempurna, dan persaingan yang ketat antar teman sekelas dapat menyebabkan stres berlebihan.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak universitas yang mulai memperkenalkan layanan konseling dan psikologi untuk membantu mahasiswa mengatasi masalah kesehatan mental. Namun, masih banyak yang merasa enggan untuk mencari bantuan, sebagian besar karena stigma yang melekat pada masalah kesehatan mental. Banyak yang berpikir bahwa meminta bantuan berarti mereka dianggap lemah atau tidak mampu mengatasi masalah mereka sendiri. Padahal, seperti halnya masalah fisik, gangguan mental juga membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Mengatasi masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa bukan hanya tugas lembaga pendidikan, tetapi juga tanggung jawab bersama masyarakat. Dukungan yang diberikan oleh teman-teman, dosen, keluarga, dan komunitas dapat menjadi faktor penentu bagi individu yang sedang berjuang untuk menghadapi tantangan hidup.
Bunuh diri di kalangan mahasiswa adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Pendidikan dan penyuluhan mengenai kesehatan mental, serta peningkatan akses ke layanan dukungan psikologis, dapat memainkan peran besar dalam mencegah tragedi serupa. Setiap individu berhak mendapatkan dukungan ketika menghadapi tantangan hidup, dan tidak ada yang perlu merasa sendirian dalam perjuangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H