Mungkin Neuroscience terdengar seperti sesuatu yang rumit bahkan tak jarang orang mengetahuinya. Banyak orang yang hanya mengetahui bahwa Neuroscience itu adalah ilmu tentang otak. Padahal tidak sekedar itu, Neuroscience bisa membuat pembelajaran yang kaku dan membosankan menjadi tetap bertahan. Mengapa demikian? Pembelajaran yang kaku dan membosankan tadi, sebenarnya kita membutuhkan suasana yang kreatif, ramah otak dan sikap positif untuk pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, banyak siswa yang enggan mengembangkan sikap tersebut. Mungkinkah mereka takut akan kegagalan? Atau takut terlihat bodoh? Maka dari itu, sangatlah penting menjadikan ruang kelas sebagai tempat yang aman kesalahan dibuat karena ingatlah bahwa tidak ada orang yang dilahirkan untuk mengetahui segalanya.
Tidak hanya itu, pembelajaran yang kaku dan membosankan juga bisa disebabkan dengan ketidaksesuaian cara kita mengajar dan cara otak belajar. Jika kita melihat sistem pembelajaran otak dimana mereka melepas endorfin dalam bentuk puter balik. Mengapa? Sehubungan dengan keakraban, hal-hal yang terlalu akrab itu berubah menjadi hal-hal yang membosankan. Karena itulah otak melepas endorfin dalam bentuk puter balik. Berbeda jika memperluas, bukan hanya melepas endorfin saja tetapi dopamin juga dilepaskan yang membuat belajar sangat membuat ketagihan.
Sama halnya ketika kita melihat berita. Jika dalam satu hari yang sama hanya menayangkan satu berita yang sama, maka itu akan sangat membosankan. Lain halnya ketika dalam satu hari sama, menayangkan banyak berita. Maka keesokan harinya pasti akan antusias terhadap berita-berita yang akan ditayangkan. Inilah yang disebut rasa haus ingin tahu. Neuroscience menunjukkan bagaimana anak-anak belajar secara alami, bagaimana anak-anak berinterasi secara fisik dengan dunia mereka.
Terdapat sebuah kehidupan nyata dimana ketika ia disekolah, ia merasa bosan lalu ia hanya duduk sambil menunggu berakhirnya pembelajaran. Namun berbeda dengan di rumah, ia memiliki kebebasan untuk menjelajahi berbagai hal. Contohnya adalah ia memiliki minat yang cukup alami pada komputer. Akhirnya ia mulai belajar sendiri dengan membaca setiap buku yang ada setiap kali ia ada waktu.
Dari beberapa eksperimen yang pernah dijalankan Scott Bolland, mereka menggunakan robot untuk benar-benar menguji beberapa teori ini. Mereka tidak hanya memberikan robot refleks dasar seperti bayi saja tetapi mereka juga memberikan robot kebahagiaan. Eksploitasi awal mereka benar-benar acak tetapi seiring berjalannya waktu, aktivitas acak itu tidak berpengaruh. Dan begitu mengetahui bahwa itu bosan. Dan akhirnya benar-benar berhenti melakukan aktivitas acak. Sama halnya dengan seorang anak yang memercikkan air di baik mandi, seiring berjalannya waktu hal itu menjadi membosankan dan anak mulai berhenti memercikkan air lagi.
Sebelum membahas otak, otak termasuk sistem saraf pusat manusia. Tahukah kalian sistem saraf pusat pada manusia? Pasti banyak yang belum tahu kan? Sistem saraf pusat manusia itu merupakan pusat pengendali tubuh. Jadi, semua pergerakan dan rangsangan itu dikendalikan oleh sistem saraf pusat manusia. Contohnya seperti saat tangan melakukan gerakan refleks ketika menyentuh air panas. Nah gerakan tersebut dikendalikan oleh sistem saraf pusat manusia. Lalu apa saja sih Sistem saraf pusat manusia? Sistem saraf pusat pada manusia terbagi menjadi dua: Otak dan sumsum tulang belakang.
Membicarakan tentang otak, apa aja sih bagian otak? Otak itu terbagi menjadi 3:
- Otak besar (Terbagi menjadi 2 yaitu Otak Kanan dan Otak Kiri. Lalu dibagi lagi menjadi 4: 1. Lobus Frontal fungsinya mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, memori, emosi, dan kepribadian 2. Lobus Pariental fungsinya mengendalikan sensasi, seperti sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu 3. Lobus Temporal fungsinya mengendalikan indra pendengaran, ingatan, dan emosi 4. Lobus Okspital fungsinya mengendalikan fungsi penglihatan).
- Otak Kecil (Mengendalikan gerakan, menjaga keseimbangan, serta mengatur posisi dan koordinasi gerakan tubuh)
- Batang Otak (Dibagi menjadi 3: otak tengah, pons, dan medulla oblongata).
Selain ketiga tersebut, Otak juga memiliki bagian yang lain juga yaitu:
- Cairan serebrospinal (Membawa nutrisi melalui darah ke otak, serta menghilangkan sisa metabolisme dari otak)
- Meninges (Terbagi menjadi 3: dura mater, lapisan arachnoid, dan pia mater. Fungsinya yaitu Melindungi otak dan saraf tulang belakang)
- Corpus Callosum ( Menghubungkan komunikasi antara dua belahan otak)
- Talamus (Memancarkan informasi ke bagian tubuh lainnya)
- Hipotalamus (mengendalikan suhu tubuh, emosi, nafsu makan, dan produksi hormon)
- Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis (mengatur dan merangsang kelenjar lain di tubuh untuk bekerja)
- Ventrikel atau bisa disebut cairan serebrospinal (Terbagi menjadi 4 ventrikel otak, yakni 2 ventrikel samping di belahan otak besar, di tengah otak, dan di belakang otak)
- Kelenjar pineal (menghasilkan hormon melatonin yang memengaruhi pola tidur sehari-hari.)
- Saraf kranial (mengendalikan pergerakan mata dan otot wajah serta memengaruhi indra perasa)
- Sistem limbik (mengendalikan amarah dan rasa takut serta memengaruhi daya ingat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H