Mohon tunggu...
Fathinatul Utammimah
Fathinatul Utammimah Mohon Tunggu... -

Belajar di UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

belajarlah Kepada Semut

29 Mei 2015   09:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini diambil dari sebah buku karangan Dr. Aidh al-Qarni. Seeekor semut merupakan salah satu binatang yang luar biasa. Dari semut kita dapat mengambil pelajaran berharga terutama mengenai hal kesuksesan. Seekor semut tidak akan berhenti mencoba dan ia tak kenal lelah sebelum ia mencapai pada tujuan yang dituju. Ketika semut menaiki pohon dan terjatuh maka ia akan bangkit dan naik lagi dan lagi. Dan kalaupun jatuh lagi maka semut akan naik lagi dengan penuh percaya diri. Itulah lagkah seekor semut ia akan naik sampai berhasil dan mencapai puncak pohon serta mendapatkan apa yang diinginkan. Dalam perjalanan apabila seekor semut menemukan sesuatu yang menghalangi perjalanannya maka ia berbelok dan mencari jalan yang bisa dilewatinya.

Kegigihan semut sangat mengagumkan, ia tidak akan putus asa dalam menggapai keinginannya. Dari semut inilah kita bisa ambil pelajaran yang berharga dan patut diteladani.

Alkisah, seorang pedalaman pergi untuk keperluan penting. Di tengah perjalanan ia duduk istirahat karena lelah. Saat itu, terpeikir olehnya untuk kembali dan tidak melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba, ia melihat seekor semut merayap menaiki senggok batu besar. Begitu jauh, si semut bangkit dan berusaha naik lagi. Itu terjadi berulang-ulang, sehingga akhirnya ia berhasil mencapai puncak batu tersebut. Melihat kejadian tersebut sang musafir berkata, "Aku lebih pantas untuk bersabar dan tekun ketimbang semut itu." Dengan semangat baru, ia pun bangkit meneruskan perjalanannya hingga akhirnya menemukan apa yang dicarinya. Ia bersyair:

Carilah dan jangan putus asa untuk mendapatkan apa yang dicari. Penyakit orang yang mencari adalah rasa bosan dan putus asa. Tidaklah kau lihat, seiring dengan lamanya waktu, tetesan air yang lembut mampu menorehkan bekas yang jelas pada batu yng keras.

Kehidupan semut terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal. Semut melambangkan kgigihan, ketekunan, kesabaran, keuletan, dan perjuangan yang kenal menyerah. Seorang pakar kehidupan semut menyebutkan, semut menyimpan cadangan makanannya yang ia kumpulkan di musim panas untuk persediaan di musim dingin. Sebab di musim dingin ia tidak banyak keluar. Pada saat musim dinginpun ia baru memakan cadanan makanannya pada ssat yang tepat. Dan untuk mengantisipasi agar biji-bijian yang ia simpan sebagai persediaan makanan tidak tumbuh menjadi sebatang pohon, ia- atas izin Allah yang telah memberikan kepada segala sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinya petunjuk, membelah biji-bijian itu dari tengahnya.

Apabila prjalanan semut terhalangi oleh genangan air dan tidak mungkin untuk diseberanginya, beberapa kawan semut nergotong royong membuat formasi jembatan di atas permukaan air itu. Setelah seluruh anggota semut melintasinya, kawanan semut yang membuat formasi jembatan itu pun menepi menyusul kawan-kawannya. Maha Suci zat yang telah memberikan kepada segala sesuatu bentuk kejadiannya kemudian memberinya petujuk.

Ketika seekor semut menemukan sekerat daging atau kaki belalang, dan ia tidak sanggup memikul atau mendorongnya, ia akan pergi ke sarangnya memanggil kawan-kawanya untuk bersama-sama memikul makanan yang ditemukannya. Kegigihan dan ketekunan semut benar-benar merupakan perjalanan berharga bagi orang yang mengiginkan keberhasilan. Bahkan, kalau anda meletakkan batu di jalan yang akan dilalui oleh semut, ia tidak akan berhenti atau kembali ke belakang, melainkan menunggu sampai anda mengenyahkan batu teresbut. Jika tidak anda enyahkan juga, ia pasti mencoba menaikinya, berjalan lewat sebelah kanan atau kiri, atau memilih jalan lain menuju tempat tujuannya. Yang jelas ia pantang mundur.

Referensi: Dr. Aidh al-Qarni. 2006. Memahami Semangat Zaman Kunci Sukses Kaum Beriman. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun