Saya yakin bahwa kalian semua menyadari, bahwa setiap anak itu unik. Dari yang memiliki kelebihan dalam suatu bidang tertentu, hingga kekurangan yang justru membuat mereka nampak semakin unik dan istimewa dari anak yang lain. Salah satu berkat dan keunikan yang dititipkan oleh Tuhan kepada masing-masing hamba-Nya yaitu kemampuan untuk berpikir kreatif.
Untuk memancing timbulnya kekreatifan tersebut juga memerlukan adanya tindakan yang berarti. Seperti dengan kegiatan bereksplorasi, mengerjakan proyek, melakukan eksperimen, hingga berlatih bermain alat musik.
Ada beberapa orang yang percaya, jika orang tuamu adalah pemusik, maka dirimu pun juga akan mahir bermain musik. Apa benar? Lantas, bagaimana jika justru sebaliknya?
Ketika orang tua menyadari dan menanamkan doktrin dalam dirinya, bahwa anak-anaknya harus mewarisi bakat dan kreativitasnya dalam bidang yang sama pula. Ya, mungkin tidak semua, namun saya pernah menjumpai hal yang semacam ini.
Siapa yang tahu, jika anak dipaksa untuk memiliki warisan berupa bakat dari orang tua, bukan tidak mungkin hal tersebut juga akan membebani sang anak.Â
Akan tetapi, tidak sepenuhnya hal tersebut dapat disalahkan. Karena, beberapa orang tua bersikap keras dan terkesan "sedikit memaksa" agar sang anak segera termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya. Seperti yang dialami oleh salah satu sahabat saya;
"Memang awalnya terpaksa, namun lama-lama terbiasa dan justru sekarang jadi hobi"
Berangkat dari sesi curhat antara saya dengannya, di mana awalnya saya penasaran bagaimana bisa sahabat saya ini bersama seluruh anggota keluarganya merupakan seorang pemusik.Â
Ayahnya adalah seorang musisi yang namanya cukup dikenal pada masanya, yakni seorang pencipta lagu-lagu qosidah. Kemudian, ibunya adalah pemain perkusi, sedang dia dan ketiga kakak perempuannya bernyanyi dan memegang alat musik.
Pernah suatu waktu, sahabat saya ini bercerita bahwa dulu dia sempat merasa tertekan bahkan pernah juga menangis karena kerap kali merasa terintimidasi dan tidak percaya diri saat orang tuanya membandingkan kemampuan bermusiknya dengan murid-muridnya yang lain.
"Gimana bisa, masa anaknya guru musik gak bisa main musik, suaranya juga gak bagus-bagus banget. Coba contoh anak itu, tangannya lincah sekali memegang alat musik"