Mohon tunggu...
Fathin Amim Mufidah
Fathin Amim Mufidah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Percayakan Kreatifmu pada Intuisimu

19 Oktober 2020   23:25 Diperbarui: 19 Oktober 2020   23:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"apa semua orang yang mengandalkan intuisi bisa menjadi kreatif?"

Pertanyaan tersebut tiba-tiba muncul di benak saya ketika saya membaca suatu artikel mengenai kreativitas seseorang. Di mana, dalam tulisan tersebut menyatakan bahwa dengan berpikir analitis, akan membawa seseorang pada penempatan keputusan yang baik. Sedangkan, menurut saya, untuk dapat menemukan hasil yang baik, maka sangat diperlukan adanya kreativitas.

Lantas, apa ada hubungannya antara berpikir analitis, intuisi, dan kreativitas?

Nah, untuk menjawab kedua pertanyaan di atas, untungnya saya menemukan sebuah ungkapan dari bang Pinot, beliau mengatakan :

"Setiap orang memiliki kemampuan untuk berkreasi dalam arti yang lebih luas. Berpikir kreatif adalah salah satu cara dalam mencari solusi alternatif, mencoba untuk berani menjadi berbeda, mencoba hal yang baru, impulsif, spontanitas, dan mengasah intuisi lepas dari analisa dan data"

Jika ada yang bertanya, apa sih intuisi itu?

Menurut saya sendiri, intuisi ini adalah hal yang datang sendiri, dan tidak bisa dipaksakan adanya. Biasanya muncul ketika tanpa disadari oleh orang-orang yang mengalaminya.

Saya sendiri juga nampaknya sangat sering sekali mengalami hal ini. Semisal, ketika saya dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit sekaligus, tiba -tiba muncullah dalam pikiran saya, yang seolah-olah ada seorang lain dalam otak saya yang berteriak dan meminta saya untuk memilih suatu hal tertentu. Ada juga beberapa orang yang menganggap bahwa intuisi adalah kata lain dari firasat.

Intuisi biasa diandalkan oleh orang-orang kreatif dalam memecahkan suatu masalah. Bukan hanya orang yang kreatif dalam bidang seni, akan tetapi berlaku pula pada segala bidang yang mengandalkan kreativitas.

Pada dasarnya, orang-orang yang kreatif itu punya intuisi yang luar biasa untuk mengidentifikasi masalah atau mengubah tantangan menjadi sebuah solusi yang potensial.

Bukan ingin berbesar kepala, orang-orang bilang kalau saya ini kreatif. Pada awalnya saya tidak sadar, yang dimaksud dengan kreatif pada diri saya ini terletak di bagian mana. Kemudian, setelah beberapa saat saya baru menyadari hal tersebut.

Pemikiran kreatif yang didatangkan dari intuisi bisa terjadi pada siapapun. Contohnya, ketika saya sedang berniat untuk menggambar sederhana seorang wanita. Pada saat itu, secara tidak sengaja, saya mengoleskan tinta bulpoin pada bagian bibirnya yang membuat gambar saya menjadi ternoda oleh tinta.

Alih-alih merobek kertas atau menhapusnya, saya lebih memilih untuk melanjutkan coretan pada gambar bibir wanita tersebut menjadi sebuah gambar masker. Alhasil, coretan tak berguna tadi sudah tidak lagi terlihat.

Pada saat itu, entah kenapa seakan-akan ada intuisi dalam otak dan pikiran saya untuk berani mengatasi masalah kecil tersebut. Dan saat itu juga saya berkata dalam hati, "wah.. Aku kreatif juga ya ternyata".

Ada satu perkataan yang saya ingat dari salah seorang guru mata pelajaran seni saat saya SMP dulu, beliau mengatakan pada teman-teman sekelas, "orang kreatif itu punya keyakinan atas ide-ide mereka. Punya semangat dan ketekunan untuk bertahan bahkan ketika keadaan menjadi sulit".

Kata-katanya terasa begitu benar bagi saya. Seperti yang sempat saya tuliskan pada artikel saya sebelumnya, bahwa kreativitas muncul ketika ada keterbatasan. Bahkan saya rasa, sama halnya ketika ada beberapa di antara teman-teman yang berpendapat seperti ini, "paling enak kerjain tugas waktu mepet deadline. Ide-ide pada keluar semua. Berasa jadi orang paling kreatif sejagad raya."

Hahaha.. Bahkan saya sendiripun sering berpikiran seperti itu. Apalagi jika seseorang mengandalkan intuisi, mau tidak mau berlaku sesuai apa kata hati. Yang penting selalu optimis.

Percaya tidak percaya, orang-orang yang kreatif selalu menyertakan optimisme pada intuisi dan kegiatan mereka. Bagi orang-orang tersebut, tidak ada rintangan dan tantangan yang terlalu besar dan sulit untuk diatasi, begitu pula tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

Mereka juga biasanya cepat sadar jika ada sesuatu yang salah di sekitar mereka atau apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Ketika adanya ketidak-sempurnaan dalam pekerjaan mereka maka sesegera mungkin bangkit dan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk selanjutnya.

Dan entah mengapa, sebagian besar pilihan yang saya dasari dengan intuisi, lebih berjalan dengan baik daripada yang saya lakukan secara sadar dan tidak dengan intuisi. Contohnya seperti tadi, ketika saya mendapat tugas-tugas, entah mengapa saya lebih suka mengerjakan di waktu yang dekat dengan batas akhir pengumpulan.

Telah banyak sekali saya alami dan berdasar pada banyak cerita akan pengalaman dari teman-teman saya juga, ide-ide paling kreatif datang dari seseorang yang sedang menghadapi tantangan atau krisis. Mereka akan melihat masalah-masalah seperti ini sebagai hal yang biasa atau lumrah dalam hidup mereka.

Maka dari itu, jika kalian ingin selalu melibatkan intuisi pada pemikiran kreatif, setidaknya sudah memahami bagaimana cara menggunakan dan memunculkanya. Karena sudah banyak bukti bahwa kedua hal tersebut saling terikat.

Saya pun, jika berniat untuk mempertajam intuisi untuk memunculkan ide-ide kreatif, biasanya melakukan beberapa hal sederhana yang bahkan terdengar sepele. Seperti misalnya, saya suka berpikir dan mencari imajinasi di tempat yang hening.

Oleh karena itu, saya tidak suka belajar dengan mendengarkan musik sebagaimana yang kebanyakan teman saya lakukan. Karena menurut saya, dengan keheningan dapat meningkatkan daya konsentrasi untuk memperoleh ide-ide.

Selain itu, penting untuk tidak terlalu terburu-buru. Karena jika iya, maka bukan intuisi namanya, tetapi ego. Intuisi datangnya secara tenang dan tidak memaksa. Sedangkan ego justru sebaliknya.

Jika seseorang terlalu buru-buru dalam memutuskan sesuatu dengan alih-alih berdasarkan intuisi padahal itu adalah ego, bisa jadi hal yang berikutnya terjadi adalah yang tidak baik dan tidak sesuai keinginan. Ujung-ujungnya kecewa.

Kemudian melatih diri untuk menyesuaikan antara pikiran, perasaan, dan tindakan. Karena jika diri terbiasa untuk melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan akal dan hati, bisa jadi malah mengambat tumbuhnyanl intuisi yang alami dalam tubuh. Jadi, jangan dibiasakan untuk bertindak gegabah.

Oke, sepertinya itu saja yang dapat saya tuliskan kali ini. Tentu saja saya merasa bahwa kata-kata saya sangat berbelit atau bahkan tidak dapat dimengerti. Kita sama-sama belajar, oleh karena itu tinggalkan kesan dan pesan serta komentar di bawah. Terima kasiiiih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun