“Apa yang terjadi apabila Keanekaragaman Hayati punah?”
Keanekaragaman hayati adalah keberagaman tatatan kehidupan meliputi hewan, tumbuhan, bakteri, dan mikroorganisme. Seperti halnya pada Negara Kita, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai julukan “Mega Biodiversitas” yang berarti memiliki keanekaragaman melimpah baik flora maupun fauna. Hal tersebut menjadi aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan secara berkelanjutan dikarenakan habitat yang rusak akan berpengaruh pada keseimbangan ekosistem yang ada (Setiadi, Achmad, Pritanto, Agil Adien, dkk. 2023). Namun, situasi keanekaragaman saat ini sangat mengkhawatirkan berkenaan punahnya keanekaragaman hayati. Hal itu nantinya akan berdampak pada kehidupan atau ekosistem.
Jika keanekaragaman hayati punah, dampaknya akan sangat luas dan merugikan bagi lingkungan, ekosistem, dan manusia. Berikut adalah beberapa konsekuensi utama dari punahnya keanekaragaman hayati:
1. Ketidakseimbangan Ekosistem
- Kehilangan Fungsi Ekosistem. Setiap spesies memiliki peran masing-masing dalam ekosistem, seperti pemangsa, mangsa, atau pengurai. Punahnya spesies tertentu dapat mengganggu keseimbangan dan merusak fungsi ekosistem, seperti siklus nutrisi, pengendalian hama, dan penyerbukan tanaman.
- Dampak Rantai Makanan. Punahnya satu spesies dapat mengganggu rantai makanan, mempengaruhi spesies lain, dan menyebabkan penurunan populasi
2. Pengurangan Kualitas Lingkungan
- Penurunan Kesuburan Tanah. Beberapa organisme, seperti cacing tanah dan mikroba, berperan penting dalam dekomposisi materi organik dan siklus nutrisi. Tanpa adanya organisme tersebut, kesuburan tanah dapat menurun dan mempengaruhi produktivitas pertanian.
- Penurunan Kualitas Udara dan Air. Tumbuhan dan mikroorganisme juga berperan dalam penyaringan polutan. Kehilangan spesies dapat menyebabkan penurunan kualitas udara dan air.
3. Dampak Ekonomi dan Kesehatan
- Penurunan Sumber Daya Alam. Banyak industri bergantung pada keanekaragaman hayati, seperti pertanian, perikanan, dan farmasi. Punahnya spesies dapat mengurangi ketersediaan sumber daya alam dan bahan baku, serta merugikan perekonomian.
- Kesehatan Manusia. Keanekaragaman hayati juga penting untuk kesehatan manusia. Banyak obat-obatan berasal dari tanaman dan hewan. Punahnya spesies dapat mengurangi potensi penemuan obat baru dan meningkatkan resiko penyakit.
4. Kehilangan Nilai Estetika dan Budaya
- Kehilangan Nilai Estetika. Beberapa orang menghargai keindahan alam dan spesies tertentu. Punahnya spesies dapat mengurangi keragaman visual dan pengalaman estetika di alam.
- Dampak Budaya. Banyak komunitas tradisional dan budaya lokal memiliki hubungan erat dengan spesies tertentu, baik sebagai sumber makanan, obat-obatan, atau bagian dari tradisi dan ritual. Punahnya spesies dapat menghapus aspek penting dari warisan budaya.
5. Resiliensi Ekosistem Menurun. Adapun Resiliensi adalah kemampuan dalam beradaptasi dan mempertahankan ekosistem.
- Ketahanan terhadap Perubahan. Keanekaragaman hayati memberikan ketahanan terhadap perubahan lingkungan dan gangguan. Ekosistem yang memiliki banyak spesies cenderung lebih stabil dan dapat lebih baik beradaptasi terhadap perubahan. Punahnya spesies dapat mengurangi kemampuan ekosistem untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan ancaman lingkungan lainnya.
Punahnya keanekaragaman hayati memiliki dampak besar pada lingkungan, ekonomi, kesehatan, dan budaya manusia. Perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kualitas hidup di Bumi. Adanya peran pemerintahan dan kesadaran diri menjadi hal penting dalam menjaga dan melestarikan ekosistem saat ini. Dikutip dalam (rri.co.id) dalam agenda Pekan Keanekaragaman Hayati, dalam hal ini dijelaskan kegiatan Pekan Keanekaragaman Hayati Indonesia bertemakan 'Be Part of The Plan'. Tema ini mencerminkan komitmen dan kontribusi nyata Indonesia bagi konservasi keanekaragaman hayati nasional dalam koridor konservasi keanekaragaman hayati global kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H