Mohon tunggu...
fathimaputri
fathimaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Al Azhar Indonesia

Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Al Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Pewarna Buatan (Sintetis) Sering Digunakan Penjual?

18 Januari 2024   12:37 Diperbarui: 18 Januari 2024   12:45 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bahan tambahan pangan biasanya digunakan untuk membuat konsumen tertarik pada makanan, seperti pewarna makanan. Bahan tambahan pangan sendiri diartikan sebagai senyawa (atau campuran berbagai senyawa) yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dan minuman dalam proses pengolahan, pengemasan dan penyimpanan dan bukan merupakan bahan (Ingredient) utama. Bahan Tambahan Pangan dapat berupa pengawet, pewarna, pemanis, penyedap, antioksidan, antikempal, dan pengemulsi.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 Tahun 2012 menyebutkan pewarna sebagai salah satu bahan tambahan pangan dapat berupa pewarna alami (Natural Colour) dan pewarna sintetis (Syntetic Colour), yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan mampu memberi atau memperbaiki warna. Pewarna sintesis terbuat dari bahan kimia seperti Ponceau 4R, Carmoisin, Briliant Blue, Tartrazin, atau Allura Red. Sedangkan pewarna alami umumnya berasal dari sayuran maupun buah-buahan seperti pandan, bayam, buah naga, buahbuah strawberry dan lainnya.

Namun banyak orang yang berpendapat bahwa pewarna sintetis (buatan) tidak sehat dan tidak aman, apakah hal tersebut benar? Mengapa pedagang kaki lima sering menggunakan pewarna
sintetis (buatan)?

Pewarna sintetis (buatan) dan pewarna alami memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, diantaranya:
1. Kelebihan Pewarna sintetis (buatan)
a. Harga yang lebih murah
b. Zatnya dapat mengefisienkan pengolahan produk
c. Warna lebih pekat
d. Zatnya lebih stabil terhadap perubahan suhu maupun kondisi lingkungan
e. Pemakaian yang lebih mudah (praktis)
f. Variasi warna yang banyak

2. Kelemahan pewarna sintetis (buatan)
a. Bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan
manusia
b. Sering terjadi ketidak sempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya
bagi Kesehatan
c. Ketersediaan terbatas
d. Menimbulkan pencemaran lngkungan

Sedangkan kelebihan dan kekurangan pewarna alami adalah:
1. Kelebihan pewarna alami
a. Ketersediaan tidak terbatas
b. Memiliki manfaat kesehatan karena berperan sebagai sumber vitamin, antioksidan, dan
antimikrobia.
c. Ramah lingkungan
d. Bersifat tidak beracun
e. Mudah terurai
f. Menghasilkan aroma yang enak dan khas

2. Kelemahan pewarna alami
a. Ekstrak pewarna alami yang dihasilkan harus langsung digunakan
b. Stabilitas yang rendah
c. Umur simpan yang tidak lama
d. Warna lebih pudar dan tidak homogen
e. Variasi warna yang sedikit
f. Lebih mahal

Setiap pewarna sintetis (buatan) memiliki kadar maksimum yang diperbolehkan sendiri. Namun,
sayangnya banyak pedagang yang menggunakannya secara berlebihan agar menarik konsumen. Terlebih lagi jika dikonsumsi secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama, akan mempengaruhi organ di dalam tubuh. Pewarna alami berasal dari pigmen yang memiliki kandungan berbeda-beda disetiap warnanya, dan tersedia di sekitar kita.

Dilihat dari segi kelemahan dan kelebihannya, setiap jenis zat pewarna menunjukkan bahwa tidak selalu aman dan sehat dalam mengonsumsi pewarna sintetis (buatan). Pedagang yang lebih memilih menggunakan pewarna sintetis (buatan) dibandingkan pewarna alami dengan tujuan menekan biaya produksi sehingga lebih murah dengan kualitas yang diinginkan. Namun, masih banyak juga pedagang yang menggunakan pewarna alami karena menimbulkan aromanya yang khas.

Referensi:
Andriani a, dan Zarwinda I. 2019. PENDIDIKAN UNTUK MASYARAKAT TENTANG BAHAYA PEWARNA MELALUI PUBLIKASI HASIL ANALISIS KUALITATIF PEWARNA SINTETIS DALAM SAUS. Jurnal Serambi Ilmu. 20 (2).

Handayani r, dan larasati H Y. 2018. Identifikasi Pewarna Sintesis pada Produk Olahan Bunga Rosella(Hibiscus sabdariffa) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Anterior jurnal. 17 (2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun