ekonomi sekaligus memperkuat daya saing di pasar global.
Indonesia merupakan negara terluas di Asia Tenggara dan menempati peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Lokasinya yang strategis, terletak di antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, serta diapit oleh dua benua, yakni Asia dan Australia, menjadikan Indonesia sebagai pusat lalu lintas perdagangan internasional. Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah di sektor pertanian, perikanan, energi, dan pertambangan, yang menjadi motor penggerak pertumbuhanDengan semua keunggulan tersebut, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju di masa depan. Kekayaan alam yang melimpah, posisi geografis yang strategis, serta jumlah penduduk yang besar memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan ekonomi. Namun, apakah potensi tersebut telah berhasil menarik minat besar dari perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia?
Berdasarkan laporan UNCTAD, sepanjang tahun 2023, negara-negara ASEAN menerima investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) sebesar US$226,32 miliar. Singapura menjadi negara tujuan utama dengan total FDI sebesar US$159,67 miliar atau 71% dari total modal asing di kawasan. Indonesia menempati posisi kedua dengan nilai FDI sebesar US$21,63 miliar (10%), diikuti Vietnam dengan US$18,5 miliar (8,7%). Meski berada di posisi kedua, gap dengan Singapura sangat mencolok, dan angka investasi Indonesia hanya terpaut 23% dibandingkan Vietnam, yang memiliki keterbatasan seperti sumber daya alam yang lebih sedikit dan luas wilayah yang lebih kecil.
Perbedaan daya tarik investasi antara Indonesia dan Vietnam semakin mencolok berdasarkan data terbaru di tahun 2024. Selama sembilan bulan pertama, arus masuk investasi asing langsung (FDI) ke Vietnam meningkat signifikan sebesar 7,1%, mencapai US$20,15 miliar. Angka ini diperkuat oleh keputusan sejumlah perusahaan multinasional, seperti Apple, yang memilih Vietnam sebagai lokasi investasi strategis dengan total nilai mencapai US$15,84 miliar atau sekitar Rp256 triliun. Sebaliknya, di Indonesia, nilai investasi Apple tercatat hanya sekitar Rp1,6 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan dengan investasi mereka di Vietnam. Perbedaan signifikan ini menimbulkan pertanyaan: mengapa Indonesia dengan berbagai keunggulan belum mampu menarik investasi asing yang lebih besar?
Jika ditelusuri lebih jauh, terdapat beberapa kendala utama yang membuat perusahaan asing ragu untuk berinvestasi di Indonesia. Pertama, proses birokrasi yang kompleks sering menjadi hambatan awal bagi investor. Hal ini diperparah dengan tingginya tingkat korupsi yang memicu keraguan terhadap transparansi dan keadilan dalam berbisnis. Kedua, ketidakstabilan regulasi menjadi tantangan signifikan, di mana perubahan kebijakan yang mendadak dapat mengganggu rencana jangka panjang perusahaan. Terakhir, kualitas sumber daya manusia yang belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan industri modern turut menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh investor.
Kesimpulannya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu negara tujuan utama investasi asing, berkat kekayaan sumber daya alam, lokasi strategis, dan pasar domestik yang besar. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa investasi asing langsung (FDI) yang diterima Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam, meskipun Indonesia memiliki keunggulan yang lebih mencolok. Faktor-faktor seperti kerumitan birokrasi, tingginya tingkat korupsi, ketidakpastian regulasi, dan kualitas sumber daya manusia yang belum optimal menjadi penghambat utama bagi perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya tarik investasi, Indonesia perlu melakukan reformasi yang signifikan dalam sistem birokrasi, memperbaiki transparansi, menciptakan kepastian hukum, dan meningkatkan kualitas tenaga kerja guna mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H