Mohon tunggu...
Fathiannisa Fajrin
Fathiannisa Fajrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pariwisata Universitas Pancasila

tourism

Selanjutnya

Tutup

Trip

Berwisata di Sawahlunto

20 September 2022   01:09 Diperbarui: 20 September 2022   14:49 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Lubang ini ditutup pada tahun 1920-an karena adanya rembesan air dari Batang Lunto dan kadar gas metana yang terus meningkat. Kemudian pada tahun 2007 sesuai dengan Visi dan Misi Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya maka berbagai objek bekas tambang kembali dibenahi, salah satunya Lubang Soegar. Untuk penghargaan kepada mandor Mbah Soerono yang dipanggil sebagai pahlawan pekerja di masa buruh pacsa (orang rantai), maka Lubang Soegar ini lebih populer di tengah masyarakat Sawahlunto dengan sebutan Lobang Tambang Mbah Soero.

Kelima adalah Lubang Kalam. Pembangunan terowongan Lubang Kalam dilakukan pada tahun 1892. Waktu pembangunan yang dibutuhkan mencapai 2 tahun. Terowongan itu berhasil diselesaikan pada tahun 1894. Pembangunan terowongan kereta api ini dilakukan oleh Belanda. Tujuan pembangunan terowongan kereta api adalah untuk membuka akses Sawahlunto ke dunia luar. Dengan adanya terowongan ini, Sawahlunto tidak lagi menjadi daerah terpencil dan terisolir. Hal ini juga berdampak positif pada pertambangan batubara. Produk pertambangan juga dapat dijual melalui saluran ke dunia luar, terutama negara-negara Eropa. Terowongan KA Lubang Kalam berhasil menembus kawasan Muaro Kalaban. Panjang terowongan kereta api sangat panjang hampir mencapai 1 km dengan panjang 828 meter.

Terakhir adalah Makam Muhammad Yamin. Muhammad Yamin adalah seorang sejarawan, humanis, politisi dan penulis, dan pahlawan Indonesia yang mengadvokasi (pembela) komitmen pemuda. Ia juga pencipta citra Indonesia yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia. Muhammad Yamin lahir dan dimakamkan di Desa Talawi, Kota Sawahlunto. Makam Muhammad Yamin dibangun dengan kokoh dan berornamen Minangkabau. Makam Muhammad Yamin dapat dicapai dengan mobil pribadi atau kendaraan umum. Museum ini hanya berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota Sawahlunto. Makam Muhammad Yamin dirancang dengan arsitektur tradisional khas Minangkabau dan terletak di tengah kompleks besar di pinggir jalan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun