Belajar hal-hal yang baik sangat penting untuk pengembangan diri, peningkatan kualitas hidup, dan kontribusi positif terhadap masyarakat. Belajar membantu kita meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter, serta memungkinkan kita untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain itu, dengan belajar yang baik, kita dapat mencapai tujuan hidup, menghindari perilaku merugikan, dan memberikan dampak positif bagi orang lain. Oleh karena itu, pembelajaran yang bermanfaat dan berkualitas adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik.
menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi'il (kata kerja) tahaamala yang berarti menanggung, membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Tahammul al-hadis menurut bahasa adalah menerima hadis atau menanggung hadis. Di literatur lain, Marhumah menyebutkan bahwa peristiwa tahammul hadis adalah proses menyampaikan, menceritakan dan menyebarkan hadis. Menurut istilah ulama hadis : tahammul hadis adalah proses memindahkan dari seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke dalam buku hadis. Kegiatan penerimaan hadis dinamakan tahamul al-hadis, penyampaiannya disebut ada' al-hadis, sedangkan orang yang melakukan kegiatan periwayatan hadis dinamakan al-rawi atau periwayat atau perawi.
Dari definisi tersebut paling tidak terdapat tiga unsur yang mendasar yaitu: (1) adanya unsur penerimaan (2) unsur penyampaian (3) unsur penyandaran hadis kepada para periwayat hadis. Jika salah satu unsur ini terabaikan maka akan berpengaruh terhadap kekuatan suatu hadis dalam menetapkan suatu hukum dari masalah yang ada. Ini dilakukan karena setiap penerimaan suatu hadis berarti pada saat itupun berlangsung peristiwa penyampaian.seorang murid menerima suatu hadis dari gurunya dan disisi lain gurunya tersebut telah melakukan penyampaian suatu hadis yang dimilikinya kepada muridnya.
- a. Macam-Macam Periwayatan
 Masalah periwayatan hadis jika dilihat dari sisi utuh atau tidaknya redaksi atau matan suatu hadis dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu periwayatan dengan lafaz dan makna. Kedua kelompok pembagian riwayat ini masih dalam pembagian hadis qauliyah yakni hadis yang berdasarkan sabda Nabi yang didengar oleh para sahabat, yang kemudian mereka meriwayatkan hadis-hadis qauliyah baik secara lafaz maupun makna. Berikut penjelasan terkait periwayatan hadis secara lafdzi maupun maknawi:
1. Periwayatan Secara Lafdzi, Menurut definisi ini, berarti apa yang diriwayatkan oleh perawi harus sama dengan apa yang disebabkan oleh Nabi SAW. Tanpa ada penambahan atau pengurangan walaupun satu huruf. Riwayat bi al-lafdzi adalah redaksi suatu hadis yang diriwayatkan tersebut sama persis seperti yang disampaikan Rasulullah SAW.
2. periwayatan secara maknawi, Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa periwayatan dengan makna adalah periwayatan dengan lafaz, dalam hal ini dipelihara adalah makna hadis bukan lafaznya.12 Â Dengan kata lain, apa yang diucapkan Rasul Saw hanya dipahami maksudnya saja, lalu disampaikan sahabat dengan lafaz atau susunan redaksi yang mereka buat sendiri
- Â Proses Periwayatan
 1. Penerimaan (Tahammul) Menurut bahasa tahammul merupakan masdar dari fi'il (kata kerja) tahammala yang berarti menanggung, membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Tahammul al-hadis menurut bahasa adalah menerima hadis atau menanggung hadis.Â
Syarat tahammul hadis:
 1) Tamyiz (bisa membedakan yang baik dan buruk/baligh)
 2)  Berakal sehat
3) Â Penyampaian (Al-Ada')