Mohon tunggu...
Fathi Almirhea
Fathi Almirhea Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Program Studi Pembangunan Wilayah Fakultas Geograafi Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ekowisata, Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal

4 September 2015   13:20 Diperbarui: 4 September 2015   15:30 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan dapat dijadikan sebagai suatu kolaborasi yang efektif antara pemanfaatan sumber daya yang ada, masyarakat, serta pemerintah yang dapat dilakukan salah satunya dengan mengembngkan sektor pariwisata yang berkelanjutan atau Ekowisata (Satri, 2009). Ekowisata sendiri menurut World Conservation Union adalah perjalanan yang bertanggung jawab secara ekologis, mengunjungi wilayah yang masih asli untuk menikmati dan menghargai keindahan alam termasuk kebudayaan lokal dan mempromosikan konservasi, serta memberikan keuntungan sosial dan ekonomi bagi penduduk lokal. Konsep ekowisata atau ecotourism muncul sebagai akibat meningkatnya jumlah pengunjung tempat wisata yang kemudian mengurangi keasrian dari tempat-tempat wisata tersebut, selain itu timbul kejenuhan dari para wisatawan karena wisata yang ditawarkan merupakan wisata buatan manusia. Ekowisata menjadi sebuah konsep yang menarik bagi para wisatawan karena menawarkan kegiatan wisata yang tidak biasa, sebab diikuti dengan kegiatan-kegiatan konservasi dan juga pemberdayaan masyarakat lokal. Ekowisata sebenarnya lahir dari konsep pariwisata berkelanjutan yang tumbuh dari kesadaran manusia bahwa alam mempunyai batas-batas untuk dimanfaatkan maupun di eksplorasi.

Lebih lanjut, ekowisata menekankan aspek konservasi pula dalam konsepnya serta tidak melupakan aspek sosial ekonomi dari masyarakat sekelilingnya. Ekowisata yang merupakan tindak lanjut dari adanya pariwisata berkelanjutan masuk ke dalam agenda sustainable development atau pembangunan berkelanjutan yang dalam beberapa puluh tahun terakhir menjadi konsep pembangunan di negara-negara dunia karena manusia sudah mulai sadar akan pentingnya keberlanjutan alam semesta agar dapat terus dimanfaatkan hingga beberapa generasi di bawahnya. Pembangunan berkelanjutan menurut Drexhage dan Murphy (2010, dalam Winarno, 2013) mempunyai arti mempertemukan kebutuhan hidup saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama ini pembangunan yang ada hanya menekankan aspek ekonomi, sehingga yang terjadi adalah eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak sosial, terlebih dampak lingkungan yang terjadi. Pembangunan dalam hal ini tidak hanya yang bersifat material, seperti pembangunan gedung, jalan, pabrik, dan lain sebgainya. Pembangunan yang dimaksud meliputi segala kegiatan yang berkaitan dan berkontribus langsung terhadap peningkatan perekonomian, salah satunya adalah sektor pariwisata.

Pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan di negara Indonesia karena Indonesia memiliki keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang bisa diperkenalkan melalui kepariwisataan. Pariwisata berbasis ekologi atau ekowisata sudah sejak beberapa tahun dijalankan di Indonesia mengacu pada Undang-Udang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Hingga saat ini sudah banyak tempat wisata di Indonesia yang menggunakan konsep ekowisata, salah satunya adalah Pulau Dewata Bali yang menjadi ikon pariwisata Indonesia. Bali yang merupakan destinasi serta pusat wisata Indonesia yang tiap tahunnya tidak pernah sepi dari wisatawan domestik maupun macanegara telah menerapkan pariwsata keberlanjutan dalam hal ini ekowisata yang mendasarkan pada kearifan lokal menggunakan ajaran Tri Harta Karana yang menggabungkan keharmonisan hubungan antara alam semesta, manusia, dan Sang Pencipta. Tri Harta Karana menjadi konsep yang baik bagi industri pariwisata sebab Tri Harta Karana memadukan unsur lingkungan, social, ekonomi, serta tidak melupakan jika alam semesta ada yang menciptakan sehingga manusia haruslah menjaganya.

Namun, masih banyak kendala yang dialami oleh pemerintah dalam mengembangkan ekowisata ini, misalnya saja masih terbatasnya akses jalan dan transportasi ke beberapa wilayah yang potensial untuk dikembangkan pariwisata maupun ke tempat-tempat wisata yang sudah ada. Terbatasnya sumber daya manusia yang bisa mendukung keberlangsungan ekowisata juga menjadi hambatan pengembangan ekowisata di Indonesia. Saat ini ekowisata juga hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas karena biaya yang masih relatif mahal. Tantangan-tantangan yang ada perlulah segera diatasi agar pengembangan ekowisata di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Solusi yang bisa dilakukan oleh pengelola wisata maupun pemerintah ialah memperbaiki sarana prasarana serta akses ke lokasi wisata, serta membuat suatu jaringan transportasi terpadu agar wisatawan merasakan kemudahan dalam menjagkau area wisata. Untuk mengatasi permasalahan peningkatan sumber daya manusia, pemerintah dapat bekerja sama dengan pengelola wisata melakukan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.

Ekowisata sebenarnya menjadi angin segar bagi sektor pariwisata Indonesia yang notabene merupakan salah satu sektor potensial. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, kearifan lokal yang beraneka ragam, geografis yang unik, serta sumber daya manusia potensial telah dimiliki oleh Indonesia. Hanya saja, tinggal bagaimana para pengembang, pebisnis, pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah bersatu padu mengembangkan ekowisata dengan baik. Harapannya dengan dikembangkannya ekowista secara optimal di Indonesia, wilayah tertinggal maupun wilayah perdesaan yang memiliki potensi pariwisata dapat meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya. Hal itu tentunya akan berimbas pada semakin menurunnya kesenjangan antara kota dan desa serta memeratakan pertumbuhan wilayah di Indonesia yang selama ini hanya terkonstrasi dibeberapa daerah. Lebih dari itu, ekowisata dapat memperkenalkan kearifan lokal ditiap-tiap wilayah yang selama ini kurang mendapat perhatian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun