Mohon tunggu...
Fathia Indah Zahra El Islami
Fathia Indah Zahra El Islami Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Suka anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesusastraan Indonesia Periode Pasca Kemerdekaan Angkatan 50

8 Juni 2022   20:01 Diperbarui: 8 Juni 2022   20:10 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sastra adalah jenis karya lisan dan tulis yang memiliki berbagai kualitas, keartiastikan, orisinalitas, dan keindahan dalam substansi dan ekspresi. Secara umum, karya sastra hanyalah teks rekaaan, baik puisi maupun prosa, yang nilainya ditentukan oleh kedalaman pemikiran dan ekspresi jiwa. Banyak yang menggambarkan sastra sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku (baik bahasa dan gaya bahasa). Sastra disamakan dengan kesusastraan, yaitu karya seni yang dibuat melalui penggunaan kata-kata.

Secara umum periodisasi digunakan untuk mengkategorikan sastra Indonesia ke dalam periode tertulis dan lisan. Angkatan Puisi Melayu Lama, Angkatan Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Puisi Baru, Angkatan 1945, Angkatan 195-1960-an, Angkatan 1966, Angkatan 1970, Angkatan 1980, Angkatan 1990, Angkatan Reformasi, dan Angkatan 2000 adalah angkatan yang membagi sastra Indonesia menurut urutan kronologis sejarah. Tidak mungkin untuk memasukkan karya sastra dari periode sebelumnya berdasarkan penyajian periodisasi jenis ini. Menurut beberapa orang, keresahan itu muncul karena kebijakan pendidikan, pengetahuan umum, dan bahkan identitas budaya kita semua didasarkan pada gagasan sastra Indonesia yang didirikan dalam sastra Melayu.

Sastra Indonesia modern dimulai dari Angkatan 20, ketika sebagian besar orang Indonesia masih bersekolah pada pergantian abad. Dilanjutkan dengan Angkatan 33, yang juga dikenal sebagai Angkatan Puisi Baru, yang puncaknya pada tahun 1938, Angkatan 45, yang puncaknya pada tahun 1950-an, dan generasi baru yaitu Angkatan 66, yang dibentuk pada tahun 1966. Kita dapat menyimpulkan bahwa setiap 15 hingga 25 tahun, generasi baru muncul yang sesuai dengan pertumbuhan pribadi individu manusia. Karena setiap 15 sampai 25 tahun, generasi baru berkembang dengan pandangan hidup dan sikap yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Status Indonesia berubah secara dramatis selama periode Pacakemerdekaan, termasuk transisi brutal ke kemerdekaan Indonesia yang megah. Keadaan ini, tentu saja, membantu sastrawan memahami fitur sastra pada tahun 1950-an, serta kesulitan budaya Indonesia, yang memungkinkannya menonjol dari angkatan sebelumnya. Akibatnya, para sastrawan masa itu mulai memburu referensi melalui budaya Indonesia yang otentik, dengan pengaruh dari budaya lain.

Masing-masing partai politik memiliki kekuatan sendiri pada tahun 1950-an. Akibatnya, Indonesia mengikuti sistem politik parlementer saat itu, yang mengharuskan pemerintah beroperasi sebagai eksekutif yang bertanggung jawab kepada parlemen. Tentu saja, sistem pemerintahan parlementer memegang kekuasaan dan wewenang yang besar. Partai politik mulai muncul kembali sebagai akibat dari sistem tersebut, dan mereka mampu bergerak bebas setelah kemerdekaan.

Masing-masing partai politik memiliki lembaga kebudayaannya sendiri pada masa itu, salah satunya adalah PKI, yang memiliki filsafat sastra realisme sosialis. Pada awal 1960-an, konflik yang meluas di kalangan sastrawan Indonesia mengakibatkan terhentinya kemajuan sastra ke dalam politik praktis, yang berakhir pada tahun 1965 dengan disintegrasi G30S/PKI di Indonesia.

HB Jassin adalah bagian dari angkatan 50, sejak ia bertanggung jawab atas penerbitan majalah sastra yang diberi nama "Kisah ". Karena keadaan ini, nama "majalah sastra" diciptakan. Frasa ini pertama kali digunakan oleh Nugroho Notosusanto dalam artikelnya "Situasi 1954 ," yang kemudian dimuat dalam majalah kompas yang didirikannya.
Puisi dan balada mendominasi perkembangan sastra selama periode waktu ini. Teknik penulisan cerita para pengarang dikembangkan dengan baik melalui puisi. Seperti puisi Rendra "Balada Terbunuuhnya Atmo Karpo" atau "Nyanyian Angsa ", yang memiliki suasana kelam karena mengisahkan kehidupan yang penuh kesulitan.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diwarnai era jiwa merdeka, pencipta bebas, dan perasaan pantang menyerah. Berbagai pemikiran dan penciptaan karya sastra menjadi lebih ramai akibat kebebasan ini. Berbagai penerbit seperti Panji Masyarakat, Panca Raya, Basis, Genta, Siasat, Pembangunan, Nusantara, Gema Nusantara, Pujangga Baru, Mimbar, dan Seniman muncul sebagai hasilnya. "Gelanggang " adalah isu yang paling menonjol di kalangan penerbit, dan memiliki lampiran budaya. Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Idrus memimpin para seniman melalui Gelanggang. Mereka bersatu untuk mencapai kemerdekaan dan mengisinya dengan karya-karya baru yang signifikan untuk membentuk generasi baru yang berbeda dari Angkatan Pujangga Baru dan generasi sebelumnya. Mereka mendirikan perkumpulan kebudayaan yang dinamai Gelanggang Seniman Merdeka, sebagai organisasi kebudayaan.

Puisi, cerita pendek, novel, dan drama tentang isu-isu kemanusiaan global atau humanisme universal, hak asasi manusia, dan mengekspresikan kehidupan batin atau jiwa menggunakan filsafat ekstantisme berkembang pesat selama periode ini. Kata-kata ambigu juga bersifat simbolik dengan bahasa metafora seperti metafora, ironi, dan sinisme dalam karya sastra puisi menggunakan puisi bebas dengan gaya ekspresionisme, simbolik, realis, gaya sajak bersifat preskriptif.

Berikut adalah beberapa sastrawan Indonesia pada masa Pascakemerdekaan:
1. Sapardi Djoko Damono
2. W.S Rendra
3. Subagio Sastrowadojo
4. Ramadhan KH
5. Mansur Samin
6. Trisnojuwono
7. Alexander Leo
8. Toto Sudarto Bachtiar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun