BALECATUR--- Desa yang terletak di wilayah perbukitan asri nan sejuk. Tanahnya yang subur menumbuhkan pohon pisang yang tersebar dimana-mana contohnya, seperti di pekarangan rumah milik warga. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan pohon pisang dapat tumbuh di desa ini. Â Sayang beribu sayang, pohon yang buahnya memiliki nama ilmiah Musa Paradisiaca tersebut belum dapat dikelola dengan maksimal oleh masyarakat setempat.
Melihat potensi besar bagi desanya tersebut belum dapat dikelola dengan baik, Luqman Johannudin selaku penanggung jawab UMKM Kelompok Tani Maju Jaya Sentosa (PokTan MAJAS) tidak tinggal diam. "Kelompok Tani kami memutuskan untuk menggarap atau mengolah potensi pisang sebagai komoditas utama yang akan kami kelola, karena kami melihat potensi yang sangat luar biasa di lingkungan kami di Desa Balecatur ini," ungkapnya.
Upaya yang telah dilakukan oleh Kelompok Tani MAJAS dalam mengelola potensi pohon pisang, yaitu mengolah pohon pisang menjadi berbagai produk olahan unggul. Misalnya, keripik gedebog pisang, kerupuk bonggol pisang, dendeng jantung pisang, buah pisang, dan bibit pisang. Mulai dari bagian akar, batang, daun, hingga buah semua dari bagian pohon pisang ini dimanfaatkan dengan baik oleh Kelompok Tani MAJAS. Tidak heran lagi, pohon pisang ini diberi julukan pohon seribu manfaat.
Selain mengelola pohon pisang menjadi berbagai produk makanan yang siap untuk dinikmati, Kelompok Tani MAJAS juga memiliki rencana untuk mengembangkan wilayah mereka menjadi suatu kampung wisata yang diberi nama Kampung Pisang. "Kedepannya kami juga memiliki mimpi bahwasanya wilayah kami ini menjadi sebuah kampung wisata. Dalam konsep itu, wisata untuk tanaman pisang dan juga kelompok kami untuk saat ini sedang mengembangkan kebun koleksi tanaman pisang untuk lokasi eduwisata tersebut," tutur Luqman dengan penuh harap.
Di daerah perbukitan Desa Balecatur ini sebenarnya sudah terdapat beberapa tujuan wisata yang terkenal. Sebut saja, Resto Kandang Ingkung, Resto Rajaklana, dan Sate Balibul. Di samping wisata kuliner, terdapat juga potensi destinasi wisata lainnya, di antaranya ada embung (danau kecil), Tugu Covid-19, Wisata Hutan Cemara, dan pemandangan indah lainnya yang memanjakan mata dari perbukitan. Adapun di bidang kesenian terdapat pusat kerajinan batik, blangkon, seni pertunjukan kesenian tradisional (Jatilan), dan masih banyak lagi potensi lainnya.
Dengan banyaknya destinasi wisata yang bisa disinergikan di wilayah setempat, maka eduwisata Kampung Pisang dapat menjadi entry point untuk menggabungkan semua potensi wisata tersebut terintegrasi menjadi satu. Harapan dari program ini adalah lahirnya Koperasi Kampung Pisang, yang bisa menggandeng semua elemen dan produk dari Kampung Pisang. Konsep yang ditawarkan oleh koperasi ini, yaitu dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, baik Kelompok Tani Pembudidaya Pisang, Kelompok Pengolah Pasca Panen Pisang, Pengelola Kampung Wisata, dan Anggota Koperasi Orang Umum.
Adapun Kelompok Tani Pembudidaya Pisang terdiri dari, pemilik lahan, pengelola, dan pemilik tanaman. Kelompok Pengolah Pasca Panen Pisang terdiri dari, pengolah makanan, minuman, kerajinan, dan produk pertanian. Pengelola Kampung Wisata terdiri dari, pemuda desa, penggerak desa, pemerintah desa, serta koneksi dengan wisata kuliner dan tempat wisata yang sudah eksis. Dan yang terakhir, Anggota Koperasi Orang Umum terdiri dari investor, anggota koperasi yang peduli dengan pemberdayaan masyarakat, dan konsumen atau mitra produk.
Rencana dari alur program Kampung Pisang ini diawali dengan adanya sosialisasi program kepada masyarakat setempat, lalu verifikasi varietas pisang, penyiapan gudang dan rumah produksi. Setelah siap gudang dan rumah produksinya, barulah terbentuk kelompok tani dan kelompok produksi. Kemudian dilanjut dengan proses produksi produk yang meliputi produksi makanan, minuman, POC (Pupuk Organik Cair)/ MOL (Mikro Organisme Lokal), dan juga kerajinan-kerajinan tangan. Sembari berjalannya proses produksi produk, penyiapan kanal sosial media dan digital marketing perlu dimatangkan persiapannya. Dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam promosi produk dan program agar mendapat banyak peminat dan pengunjung. Adanya kebun koleksi eduwisata pisang dapat menjadi ikon bagi Kampung Pisang itu sendiri, maka harus dipersiapkan dengan baik dan maksimal. Untuk SDM, jelas dibutuhkan open recruitmen volunteer desa. Tidak kalah penting juga dengan yang lainnya, penyiapan eduwisata yang bertujuan menyediakan wisata belajar di alam terbuka pastinya akan semakin menarik para pengunjung Kampung Pisang. Setelah persiapan selesai untuk Koperasi Kampung Pisang, maka promosi untuk program Kampung Pisang dapat segera digencarkan baik melalui media online maupun offline.
Berawal dari kekhawatiran tentang potensi yang dimiliki Desa Balecatur belum terkelola dengan baik, berujung menjadi sebuah keseriusan dan kegigihan dari UMKM Kelompok Tani MAJAS dalam meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Sungguh luar biasa perjuangan dan pengorbanan yang mereka lakukan demi tercapainya kesejahteraan. Mari kita doakan bersama-sama agar semua harapan dan mimpi mereka dapat terwujud bagi masyarakat Desa Balecatur. Aamin Ya Rabbal Aalamin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H