Banyak sekali penantian di balik penantian
Penantian cemas takut tak lagi berjumpa
Lagi!
Kelu lidah terasa menyengat bak tikaman pisau
Tersontak diam menganga dalam ketakutan
Lagi!
Rasa ini hanya ada di sini, dalam peti hati
Ingin celoteh lidah tak lagi kaku menganga
Sekedar menceritakan apa yang kurasa
Kepada sosok pujangga di balik tembok
Demi pena bak menampung tinta
Rasa ini tertahan di sini, tepat di sela kedua paru-paru
Tepatnya di bagian tenggorakan dalam
Kali ini, aku sendiri di sini
Di atas meja sambil mengeja perlahan namanya
Berharap ada setitik kata yang akan Tuhan dengarkan
Ujung kaki kian membiru
Dingin menyergap tubuh
Terbius rasa yang tertahan lama di rongga kecil jantung
Tetap berdetak, terus mengencang
Seolah ia ada di sini, tepat di depanku
Aih! Mengapa harus penat!
Waktu saja dengan relanya membiarkan terdecak begini
Dalam khayalan ilusi
Menunggu sebuah penantian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H