Mohon tunggu...
Fathan Muslimin Alhaq
Fathan Muslimin Alhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer

Anak pesisir pantai selatan yang memiliki hobi berkelana di kota orang. Berkeinginan untuk berbagi informasi tentang Indonesia sebagai bentuk kontribusi saya sebagi anak muda kepada Indonesia dalam hal penyebaran informasi yang nyata tanpa asumsi semata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sifat Nafsu pada Manusia: Pandangan dalam Ilmu pengetahuan dan Al-Qur'an

5 Februari 2024   18:24 Diperbarui: 5 Februari 2024   20:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al-Qur'an menyebutkan konsep "nafsu ammarah" yang merujuk pada sifat manusia yang cenderung kepada kejahatan dan keinginan duniawi. Nafsu ammarah sering kali mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah dan nilai-nilai moral.

Dalam islam sangat penting untuk mengendalikan nafsu dan memperoleh keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan spiritualitas. Manusia diajarkan untuk tidak membiarkan nafsu mereka menjadi pemimpin yang mengarahkan mereka kepada kesesatan.

Al-Qur'an menekankan pentingnya mengutamakan kehendak Allah di atas keinginan duniawi. Manusia diajarkan untuk mengorbankan nafsu dan keinginan duniawi mereka demi mencapai kebahagiaan dan kesuksesan sejati di dunia dan akhirat.

(Unsplash/Nathan Dumlao)
(Unsplash/Nathan Dumlao)

Sifat-sifat nafsu manusia yang perlu diwaspadai, antara lain keserakahan, keinginan berlebihan, ketamakan, dan keduniaan yang berlebihan. Manusia diajarkan untuk menghindari perilaku yang dipicu oleh nafsu yang tidak terkendali.

Sesuai dengan pesan Al-Qur'an di Surah Yusuf (12:53): "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), sesungguhnya nafsu itu sangat membisikkan (perintah) kejahatan, kecuali kepada orang yang diberi rahmat oleh Tuhannya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Maka dari itu, kitab suci Al-Qur'an mengajarkan manusia untuk memperkuat diri mereka melalui pengendalian diri, penolakan terhadap godaan nafsu, dan ketaatan kepada ajaran agama. Dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan spiritualitas, manusia dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati.

Dengan demikian, Alquran mengajarkn bahwa nafsu manusia dapat menjadi ujian dan tantangan, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk pertumbuhan spiritual dan pencapaian kebahagiaan yang abadi. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mengendalikan dan mengarahkan nafsu mereka sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang diberikan oleh Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun