Ada kesepakatan umum dikalangan cendekiawan Muslim bahwa, menurut kitab suci Islam, sebagian orang akan bahagia di surga, sementara yang lain mendapat siksa di neraka.
Surah Al-Qur'an yang paling banyak dibaca adalah al-Fatihah (Pembuka).Â
Ketika membacanya, kaum muslimin menkankan peran Tuhan sebagai "Penguasa Hari Pembalasan" (QS. Al-Fatihah: 4) dan memohon petunjuk ke "jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat" (QS. 1:6-7).
Ada arti peting dalam seruan ini. Di bagian akhir Quran, kita membaca "Demi Masa.Â
Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali yang beriman, mengerejakan amal saleh, nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasigan-menasehati agar menetapi kesabaran." (QS. 103:1-3). Pesan dari ayat ini tidak ambigu: orang memang harus memilih jalan hidup dengan bijaksana.
Utusan-utusan Tuhan membawa realitas ini menuju pencerahan. Quran sering dilukiskan Nabi Muhammad (dan juga nabi lain sebelumnya) sebagai "pembawa kabar gembira" (basyir, mubasysyir) dan "pemberi peringatan" (nadzir, mundzir) (QS. 2: 119) kepada umat yang diperintahkan "menyembah Tuhan dan menjauhkan diri dari Tuhan-Tuhan palsu" (QS. 16:36).Â
Kabar gembira tentang nikmat kekal surgawi dikukuhkan kepada "mereka yang beriman dan berbuat baik" (QS. 2:25), sedangkan peringatan tentang siksa pedih api neraka diberikan kepada "mereka yang kafir dan mendustakan ayat-ayat-Nya" (QS. 2:39).Â
Demikianlah, meski dua pencapaian itu hanya mewujud melalui kehendak Tuhan, namun dikotomi antara keselamatan dan kutukan terkait erat dengan perbedaan antara kepatuhan dan ketidakpatuhan, atau apa yang digambarkan Toshihiko Izutsu (1980) sebagai "oposisi hakiki" Quran tentang Iman (keyakinan, kepercayaan, kepaksaan, ketulusan, kesetiaan) dan kufr (ketidakpercayaan, penolakan, ketidaksepakatan, penyembunyian kebenaran, tidak berterimakasih).
Kendati ada gagasan keselamatan di dunia ini (al-dunya), tetapi penekanan Quran pada QS. 40: 38-44) adalah di akhirat (al-akhir).Â
Quran memang banyak berbicara tentang Hari Pembalasan, sebagian merujuk kepada Hari Akhir (al-yaum al-akhir) (QS. 2: 8), Waktu (al-sa'ah) (QS. 6:31), Hari Kebangkitan (al-yaum al-qiyamah) (QS. 21:47), dan Hari Perhitungan (yaum al-hisab) (QS. 38:16).Â
Pada "hari" itu "barang siapa melakukan kebaikan sebesar zarah, niscaya akan melihat (balasan)-nya dan barang siapa melakukan keburukan sebesar zarrah, niscaya dia juga akan melihat (balasan)-nya" (QS. 99:6-8).