Mohon tunggu...
Muhammad FathanAlfikri
Muhammad FathanAlfikri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa, Pejuang Nasionalis yang Sholeh

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2019

29 Mei 2019   22:20 Diperbarui: 29 Mei 2019   22:25 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat tanggal 2 Mei, seluruh civitas pelajar, mahasiswa, dan akademisi memperingati Hari Pendidkan Nasional. Hari momentum dimana Sang Bapak Pendidikan dengan semboyannya "Tut Wuri Handayani" dilahirkan. Kiprah pendidikan Indonesia sudah dimulai sejak jaman kolonialisme, dimana masarakat lokal berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dengan terbatasanya fasilitas. 

Dalam menempuh pendidikan, pelajar dijaman saat itu benar-benarberjuang untuk sekedar hanya bisa membaca dan mengihtung. Belum banyak disiplin-disiplin dan variasi ilmu saat itu. Setiap orang dituntut untuk melek huruf dan cerdas agar tidak dibodohi oleh penduduk non pribumi. 

Ditengah susahnya akses pendidikan, para pelajar indonesia sangat sungguh-sungguh untuk belajar, walau taruhan nyawa sekalipun. Mereka siap berjuang untuk mencari ilmu dan mencerdaskan masyarakat yang belum beruntung mengakses pendidikan.

Namun Apa Kabar Pendidikan Saat Ini?

Seharusnya Indonesia sudah Mandiri dalam Pendidikan sebagai tonggak dan fondasi utama negara. Kenyataanya Pendidikan hanya dijadikan sebagai Alat Komersiaisasi untuk megambil keuntungan. Uang Sekolah Mahal, dana riset banyak yang dikorupsi, rendahnya angka melek huruf, rendahnya minat baca, adalah contoh Pendidikan Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

Seiring hal tersebut, nama suci Pendidikan sering kali tercemar dengan adanya praktik-praktik tidak senonoh yang dipertunjukkan kaum pendidik maupun pelajar itu sendiri. Praktik nepotisme, mencontek, tindakan indisipliner, dan segala bentuk sifat amoral masih menimpa pendidikan Indonesia saat ini. Seharusnya Pendidikan sebagai wadah pertama pembangunan karakter baik tenaga pendidik maupun pelajar itu sendiri.

Sudah sepatutnyakita sebagai anak bangsa merasa malu dengan kondisi Pendidikan Indonesia saat ini yang sudah hampir berada di tatanan krisis, bahkan stadium Empat, dimana harus ada penangan khusus untuk menyelamatkannya. Pengaruh besar yang mengobrak-abrik pendidikan adalah pengaruh eksternal yang ditandai dengan ketidaksiapan pelajar dalam menanggapi perubahan yang semestinya tidak mereka saksikan. 

Sebagai contoh pengaruh Internet yang secara positif memudahkan pelajar dalam mengakses informasi, justru dijadikan sebagai media yang tidak seharusnya digunakan. Situs-situs tak layak tonton menjadi racun bagi pelajar Indonesia saat ini. 

Game-game yang menguras waktu dan uang mengajarkan keborosan dan kesia-kesiaan akan waktu yang seharusnya dijadikan sebagai ajang upgrade diri. Miris, dirasa ketika pelajar-pelajar lebih memilih bolos daripada menuntut ilmu di kelas. Lalu ini salah siapa?

Dalam opini ini saya hanya bisa menaruh gagasan, bahwasanya Pendidikan masih belum sepenuhnya sempurna. Masih banyak koreksi, bukan hanya bagi tenaga pendidik, tapi bagi para pelajar dan pemangku kebijakan. Fakta butuk yang mencoreng wajah pendidikan Indonesia tentu bisa hapus dan kikis sedikit-demi sedikit, dengan apa?

Indonesia harus menyiapkan SDM Strategisnya dengan baik. Kurikulum harus didukung oleh kompetensi Karakter, bukan hanya akademik saja. Pendidikan Indonesia harus diprioritaskan dengan diberikannya saran dan prasarana penunjang kegiatan belajar. Perlunya pemerataan pendidikan, agar yang merasakan Pendidikan bukan hanya sekolah yang dekat dengan kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun