Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Kabar Kematian

12 Juni 2024   14:26 Diperbarui: 13 Juni 2024   21:32 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keringnya tanah, perubahan iklim. (Sumber: SHUTTERSTOCK/nexus 7 via kompas.com)

Bagaimana kabar kematian bercerita
Jika burung merpati tempat menitip pesan tak lagi bercengkerama
Jika pohon cengkih pengirim aroma tak lagi berbunga
Bahkan burung kedasih senyap tak bersuara

Kita semua telah mati
Di atas bumi yang merintih nyeri
Lihatlah! Jasad kawanmu telah pergi
Dilarung air bah hujan lebat sehari
Makamnya pun telah terkoyak perih kemarau tak bertepi

Bumi tak lagi hendak memeluk erat mesra
Lupa, melupakan anak bumi yang angkara

Bumi dan kita menunggu kabar-kabar kematian
Kabar yang dikabarkan oleh kita sendiri

FS, Juni'24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun