Seorang laki-laki muncul dari ufuk timur
Cahaya mentari membasuh tubuhnya
Berwarna tembaga
Bumi menanti titik peluh
Suah, suahh! Suaranya menghalau unggas
Lengan berotot mulai mengayun cangkul
Tanah mengaduh gemeretak
Kerontang menunggu langit memesan hujan
Aarghh, erang sang laki-laki
Kemarau hari ini tak seperti kemarau tahun lalu
Tak ada air dalam tabungan bumi
Tak ada pohon bambu
Apalagi pohon randu
Sejatinya menyimpan titik air
Manusia malas menanam
Paling mudah menebang
Hari telah petang
Hanya rengkuhan angin mengantar pulang
Musim tanam berakhir suram
Laki-laki kembali ke timur
Menerobos remang
Tak hendak memutus asa
Hanya alam yang paham
Kapan bumi dan dia memanen tawa
FS, 14.10.23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H