Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Tak Lagi Bersirobok Pandang dalam Semburat Petang

25 Juli 2023   15:13 Diperbarui: 25 Juli 2023   15:15 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-fjrnw

Pada suatu petang
Tak ada pembicaraan
Hening menyumbat
Hanya jantung melempar detak
Mengantar rintih batin
Kita hanya menatap senja
Saling menyembunyikan pandang
Diam

Cangkir-cangkir telentang
Tanpa kucuran hangat sang kopi
Kita sedang merasakan pahit yang lain
Senja yang akan pergi
Tangan berpeluh berbimbingan
Melepas lambaian
Esok pagi raga telah saling menyeberang
Pergi

Tentang jiwa sedang meraba-raba
Apakah rasa juga telah tercampak
Dalam semak gusar merimbun
Jangan katakan rindu
Ucap bagai mantra pengobat
Langkah masih di bumi
Banyak tarian belum sudah
Berpisah

Tangis menyelinap dalam tawa
Sumbang terdengar di telinga
Kita tak lagi bersirobok pandang
Dalam semburat petang
Aku baik-baik saja
Runtuh dari bibir pucat
Sedang mengantar kata rapuh
Kehilangan

SungePnoh, 25 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun