Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duhai Marini

15 Juni 2023   17:50 Diperbarui: 15 Juni 2023   17:57 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-zdrta

Marini
Bau kemiri rambut nan tergelung
Masih mengelus bulu hidung
Halus selendang tertiup angin mengiris
Ibarat gula enau termanis
Saat itu usiamu lima belas
Kau ambil rasa cintaku tandas

Marini
Kemarin aku bertemu denganmu
Parasmu tak serupa dulu
Bibir merah membuat cemburu membuncah
Kelir rambut kuning pecah
Tanpa rekah senyum
Hilang sudah Marini nan ranum

Alangkah sesak kala pandang tersesat
Tertumpah sesal  berlipat-lipat
Zaman mengubah
Atau engkau berubah
Mabuk dalam kota hiruk pikuk
Tak lagi sederhana memeluk

Kelopak bunga gugur jatuh
Silap mata hati berkayuh
Duhai Marini telah pergi
Tertelan fatamorgananya sendiri

SungePnoh, 15 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun