Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Raung

10 Desember 2022   15:55 Diperbarui: 10 Desember 2022   15:59 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-sthdp

Ke mana melempar raung
Apakah pada pokok kayu yang hampir mati
Pada tebing yang menatap beku
Atau raung jatuh ke jurang tak berbunyi

Mematung di mulut gua terpekik kelelawar
Tak mungkin menyentuh gao nan meletup marah
Aku ingin meraung
Sekeras hentakan bumi
Walau petir memarahi
Atau angin sibuk mengacau ceracau

Begitu ingin raung menghempas
Biar lepas beban menghimpit mati
Jiwa ingin meregang lega
Gumpalan terberai hilang

Aku mulai melempar raung
Memantul ke langit tinggi
Mencabik-cabik awan nirmala
Jauh...tapi raung tetap jatuh ke lubuk hati
Tergenang tangis dalam teriak tak berbunyi
Raung tinggallah raung, diam membungkam murka

SungePnoh, 10 Desember 2022

Gao (Bahasa Kerinci) artinya sumber air panas 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun