Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Embun Pagi Jatuh di Sajakku

21 Oktober 2022   05:44 Diperbarui: 21 Oktober 2022   05:53 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi adalah sejuk nan menghempas kelam malam
Saat insan bangkit dari pelukan menidurkan
Ada hari menunggu tetes keringat
Ada harap yang dikejar cepat
Ada rezeki ingin ditangkap
Embun pagi adalah obat

Embun pagi menetes lembut
Jatuh di ujung jemari
Sehabis hujan semalam
Tetesnya seperti irama jantung
Menjelaskan rindu menimbun

Embun pagi jatuh di sajakku
Lembut mengulum kata-kata
Mengabaikan lupa atas kehilangan
Bukankah, hidup akan terus berjalan

Embun seperti seorang kekasih
Menunggu mata terbuka mengerjap indah
Menanti senyum bahagia merekah

Aku bercermin pada sang embun pagi
Murni dalam asa yang tak putus

Embun pagi ialah kasih sayang tanpa warna yang menyambut pagi bak raja

FS, 21 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun