Goresan tak melahirkan rupa aksara. Suram, tanpa warna. Seperti nurani yang mati suri. Entahlah, ke mana lembut rasa mengulum.
Kalam telah rapuh, hampir patah. Tumpul, setumpul otak yang menggerakkannya. Hanya pana menembus dinding-dinding bisu. Apakah mati sudah diambang pintu?
Saat tajam, kalam terbiarkan tergeletak tanpa nyawa. Saat tumpul, diraut tanpa daya. Sia-sia, waktu telah hilang sia-sia. Sesal selalu lahir pada akhir. Wahai dunia, kalamku telah tumpul, bungkam tak bersuara.
FS, 6 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H