Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalam Tumpul

6 Juli 2022   06:13 Diperbarui: 6 Juli 2022   06:22 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-szuvn

Goresan tak melahirkan rupa aksara. Suram, tanpa warna. Seperti nurani yang mati suri. Entahlah, ke mana lembut rasa mengulum.

Kalam telah rapuh, hampir patah. Tumpul, setumpul otak yang menggerakkannya. Hanya pana menembus dinding-dinding bisu. Apakah mati sudah diambang pintu?

Saat tajam, kalam terbiarkan tergeletak tanpa nyawa. Saat tumpul, diraut tanpa daya. Sia-sia, waktu telah hilang sia-sia. Sesal selalu lahir pada akhir. Wahai dunia, kalamku telah tumpul, bungkam tak bersuara.

Baca juga: Pisah

FS, 6 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Percakapan Tangis

Baca juga: Senyum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun