Halo, namaku "Tangis"
Entah kenapa aku dinamai Tangis
Mereka bilang, aku menangis sekeras halilintar kala lahir
Hei, bukankah semua bayi menangis melihat dunia pertama kali?
Sementara orang sekitar tertawa
Nama adalah doa
Sepanjang hidup diwarnai tangis
Ibu Bapak yang pergi tak kembali
Tangisku sekencang genderangÂ
Miskin, terlantar
Membungkam kata, terdiam
Mulut terkunci, keran air mata terbuka
Pernah bahagia sekejap melintas
Denganmu, ya denganmu dengan tangis bahagia
Begitupun kala dirimu hilang tak tentu rimba
Hanya tangis nan setia
Luka ternyata tak bersuara
Tangis selalu jatuh tanpa bicara
Dunia tak manis seperti gula-gula
Namaku Tangis
Aku ingin tersenyum kala Tuhan memanggil pulang
Berharap tak ada tangis mengantar pergi
Sunge Pnoh, 29 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H