Menyebut nama Bali, salah satu pulau dari 17.000 lebih kepulauan yang ada di Indonesia, sudah sangat tenar di mancanegara. Di luar negeri malah lebih terkenal Bali daripada Indonesia. Padahal Pulau Dewata ini luasnya hanya setengah dari luas Provinsi Jawa Timur.Â
Bali memiliki kekayaan tradisi, adat, legenda serta seni. Ini tidak terlepas dari keberadaan agama Hindu di Bali yang mempengaruhi kebudayaan Bali. Di Bali, kearifan lokal sangat besar pengaruhnya terhadap tataan kehidupan di Bali. Semua elemen penting yang ada dalam kearifan lokal Bali adalah bentuk dari bersatunya kebudayaan, kebiasaan dan keagamaan.
Dari beberapa kearifan lokal di Bali merupakan pelestarian alam berbasis kearifan lokal. Berlandaskan filosofi "Tri Hita Karana", Tri Mandala, Subak, Terasering, Nista Mandala, kesemua ini merupakan pemanfaatan ruang wilayah secara berkeadilan melalui pengawasan yang baik sehingga tercipta harmonisasi antara pemanfaatan dan pelestarian.
Tri Hita Karana, Tri berarti tiga, Hita berarti kebahagiaan/kesejahteraan, Karana berarti penyebab, Tri Hita Karana berarti tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan. Dengan filosofi Tri Hita Karana inilah diterapkan pada sistem Subak, Tri Mandala, Terasering dan Nista Mandala.
Sistem Subak merupakan sistem dan kelembagaan sosial yang mempunyai aturan-aturan dalam menentukan penggunaan air irigasi untuk menanam padi secara demokratis dan hierarkis sesuai dengan pembagian peran bagi masing-masing petani. Sistem Subak telah ditetapkan sebagai "Warisan Budaya Dunia"atau World Cultural Heritage pada tahun 2012.
Sementara Tri Mandala merupakan konsep dasar tempat suci sebagai tempat pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sehingga tercapai kesejahteraan rohani yang terkandung dalam konsepsi Tri Mandala yakni Uttama mandala (area utama), Madhyama mandala (area tengah) dan Kanistama mandala (area luar). Tri Mandala artinya tiga tempat untuk melakukan kegiatan pada saat pelaksanaan upacara di sebuah pura. Sementara Nista Mandala adalah areal pura yang paling di bawah atau paling di luar.Â
Dikutip dari laman Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Menteri LHK Siti Nurbaya ketika menghadiri pentas seni-ekologis bertajuk "Nuwur Kukuwung Ranu" yang digelar di Pura Segara Danu, Batur, Kab. Bangli, Bali pada 14 Mei 2022 lalu menyampaikan bahwa, "Semua elemen di Bali, telah secara nyata menyuguhkan percontohan tata kelola bentang alam (landscape management) dengan tingkat harmoni yang selalu terjaga. Menjadi percontohan penting untuk tata kelola bentang alam di wilayah tanah air Indonesia".
Lebih lanjut, Menteri LHK Siti Nurbaya juga mengungkapkan Bali bisa menjadi contoh dalam aktualisasi sustainable development dan implementasi Paris Agreement.Â