Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bertanam Salak Pondoh, Memetik Banyak Keuntungan

17 Mei 2022   09:09 Diperbarui: 17 Mei 2022   09:30 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak hari lebaran lalu, objek wisata daerah dipenuhi pengunjung lokal maupun dari kabupaten tetangga. Jalan menuju ke tempat wisata macet, dan suasana tempat wisata sangat ramai. Saya memilih tidak ke tempat wisata saat Lebaran, suasananya tidak asyik kalau terlalu ramai.  Begitu juga liburan berkenaan Hari Raya Waisak, tempat wisata kembali penuh. Saya lebih baik menghindar dari tempat wisata yang ramai tersebut, dan memilih berkunjung ke kebun salak di daerah Kebun Baru, Kecamatan Gunung Raya, Kerinci.

Di Kebun Baru ini terdapat kebun budidaya salak pondoh. Salak memiliki banyak varietas salah satunya adalah salak pondoh yang banyak tumbuh di daerah Sleman, Yogyakarta dan lereng Merapi. Buah bersisik ini terkenal dengan rasa yang manis dan tidak sepat.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Salak pondoh termasuk dalam family palmae berduri serta bertunas banyak, hidup di daerah dengan ketinggian 700 meter. Desa Kebun Baru ini sangat cocok sebagai daerah untuk budidaya salak pondoh ini dan sudah terkenal sebagai penghasil salak pondoh.

Menurut Pak Manto sang pemilik kebun salak pondoh di Desa Kebun Baru ini, budidaya salak pondoh dimulai sejak tahun 1999 dengan penanaman salak yang tidak banyak, kemudian bertambah terus hingga saat ini sudah ada 6.000 batang pohon salak pondoh. Semula Pak Manto hanya menanam beberapa batang di halaman rumah karena perkembangannya bagus maka penanaman dilakukan ke lahan yang lebih luas. Pohon salak pondoh berbuah setelah berusia dua tahun, cepat atau lambat berbuah tergantung perawatannya.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Di pasar tradisional atau penjual buah, semua salak pondoh berasal dari Desa Kebun Baru. Untuk harga saat ini di pasar, 1 kg salak pondoh seharga Rp. 18.000,-. Nah, bisa dibayangkan jika 6.000 batang pohon salak pondoh berbuah. Anggap saja salak pondoh menghasilkan panen 300 kg/minggu dengan harga dari petani Rp. 10.000,- dalam sebulan bisa menghasilkan 12 juta.

Ini juga salah satu alasan Pak Manto menanam salak pondoh, karena komoditas tanaman tua seperti kulit manis harganya tidak stabil, kadang dihargai murah. Ternyata usaha Pak Manto dalam menanam salak pondoh tidak sia-sia, dengan kegigihannya bisa mencapai keberhasilan.

Salak pondoh Kebun Baru ini ukurannya kecil tapi rasanya manis, gurih dan enak. Di pasar tradisional maupun penjual buah biasanya kita bisa membeli pertandannya juga lho.

Berwisata tidak melulu nongkrong di tempat wisata, sekali-kali hendaknya melakukan agrowisata. Membuka wawasan dan menambah pengetahuan, bukan hanya sekedar kunjungan tapi ada yang dibawa pulang. Tentu tak lupa ada salak pondoh yang dibawa pulang. Yuk menjelajah daerah sendiri dan temukan banyak keunikan, salam wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun