Katamu...
Berikan aku puisi indah
Tak terselip amarah
Buang segala gerutu
Emosi yang tak henti menggebu
Kataku...
Tak ada puisi indah menyanjungmu mulia
Bagaimana menyusun butiran mutiara
Jika kami tercekik mati
Kaum miskin terpijak kapitalis keji
Engkau membunuh kami diam-diam
Merana dalam kehidupan kelam
Bibir kering tak terusap makanan
Garis tegas membentang, garis kemiskinan
Berikan tanganmu untuk menyentuh
Kau merasakan kulit hampir melepuh
Suaraku tak akan hilang
Sampai cahaya menyentuh gelap menjadi terang
FS, 11 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H