Pada artikel "Biogas, Sumber Energi Alternatif Pengganti Gas Elpiji" saya telah memaparkan tentang pemanfaatan kotoran ternak, dalam hal ini kotoran ternak sapi, untuk diolah menjadi biogas sebagai sumber energi alternatif pengganti gas Elpiji. Hal ini bisa dilakukan jika potensi ternak sapi cukup memadai dan instalasi untuk biogas juga tersedia.
Pada artikel ini masih soal pemanfaatan kotoran ternak, seperti kita ketahui satu salah limbah peternakan adalah kotoran ternak. Contohnya setiap hari seekor sapi bisa menghasilkan 10-15 kg  kotoran yang menjadi limbah.Â
Sejak dulu kotoran ternak sapi, ayam biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Pemanfaatan secara langsung tanpa pengolahan ini dilakukan karena kurangnya pengetahuan cara mengolah kotoran ternak ini menjadi pupuk organik yang mempunyai nilai tambah dari segi manfaat dan juga dari segi ekonomis.
Salah satu pengolahan kotoran ternak adalah dengan kombinasi cacing, yang biasa disebut "Pupuk Kascing" atau pupuk bekas cacing. Â Nah, bagaimana cara pengolahan kotoran ternak dengan cacing ini? Caranya cukup sederhana, yakni menggunakan kotoran sapi sebagai media.
Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Kotoran sapi disimpan dalam tong/ember tertutup selama 2 minggu agar bisa terdekomposisi (terurai)
2. Setelah terdekomposisi maka ditebarkan induk cacing sebagai hewan pengurai, dengan perbandingannya adalah 1 kg kotoran sapi dibutuhkan cacing 1/4 kg
3. Waktu dibutuhkan untuk penguraian ini selama 4 hari
4. Pupuk kascing dari kotoran cacing sudah terbentuk siap menjadi pupuk organik
Cacing tanah yang digunakan untuk pembuatan pupuk kascing adalah cacing tanah yang berkembang biak dengan cepat dan tidak liar seperti jenis Lumbricus rubellus, Eisenia foetida dan Pheretima asiatica.Â
Pupuk kascing berbentuk seperti tanah kering yang telah digiling. Perpaduan kotoran ternak sapi dengan kotoran cacing ini tentu saja mengandung unsur hara tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah.Â