Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Ikan Asin dalam Tempayan

1 Desember 2021   22:30 Diperbarui: 1 Desember 2021   23:00 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi www.piqsels.com

Sepotong ikan asin,

Bersembunyi nyaman
Dalam sebuah tempayan
Angin gelisah membaui
Hilir mudik mencari
Hidung tergelitik
Air liur menitik

Lapar
Sedari pagi menampar
Cacing di perut terkapar
Sebutir nasi tak jatuh jua
Nasi panas, ikan asin dinantikan meja tua
Ibu, kenapa engkau sembunyikan?
Diam tanpa jawaban

Hati ibu bergejolak
Tak mampu menolak
Tinggal sepotong ikan asin harta kita
Akan dijadikan warisan berharga
Dibagikan saat lapar telah sekarat
Dan kita mati dalam nikmat

FS, 1 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun