Sepotong ikan asin,
Bersembunyi nyaman
Dalam sebuah tempayan
Angin gelisah membaui
Hilir mudik mencari
Hidung tergelitik
Air liur menitik
Lapar
Sedari pagi menampar
Cacing di perut terkapar
Sebutir nasi tak jatuh jua
Nasi panas, ikan asin dinantikan meja tua
Ibu, kenapa engkau sembunyikan?
Diam tanpa jawaban
Hati ibu bergejolak
Tak mampu menolak
Tinggal sepotong ikan asin harta kita
Akan dijadikan warisan berharga
Dibagikan saat lapar telah sekarat
Dan kita mati dalam nikmat
FS, 1 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H