Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki dari Borneo

29 November 2021   10:28 Diperbarui: 29 November 2021   10:40 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandara Soetta suatu pagi,

Aku menarik masker rapat-rapat. Ini kali pertama terbang di masa pandemi. Dari bandara Sultan Thaha Jambi jam 06.00 wib dan tiba di Jakarta jam 07.20 wib. Aku menguap, sekarang baru jam 10.00 wib. Huh, cukup lama transit di Jakarta, jadwal untuk ke Semarang 12.30 wib.

Menunggu di kedai kopi mungkin cara mengusir kebosanan. Walau  secangkir kopi di bandara seharga sepuluh bungkus nasi rames di dusun, agak mahal tentunya. Hanya ada aku dan seorang lelaki yang duduk di seberang meja.

"Mari ngopi," tawaran sekedar basa basi padanya.

Dia hanya mengangguk berucap terima kasih. Dia berdiri, dan menghampiri mejaku.

"Sepi tanpa teman itu seperti ruang kosong di antara kata, boleh ya aku duduk disini," sapanya ramah.

Lelaki dengan jaket warna hijau gelap dengan mata setajam mata elang, membawa sebuah ransel dan buku ditangan.

"Mau terbang kemana?" tanyaku.
"Ada deh," katanya menggoda.
"Dari mana memangnya?"  
"Aku dari Borneo," nona. 

Kata nona, aku teringat pada seseorang yang jika aku mulai cerewet bertanya dan dia akan kesal sambil melontarkan kata nona. Iya, nona. Baik, nona. Betul sekali, nona.

Borneo?
Aku mulai mengingat pelajaran sekolah dasar dulu, oh Borneo adalah Kalimantan. Dia mulai bercerita tentang negerinya yang bernama Borneo. Pulau terbesar ketiga di dunia, alam yang kaya raya. Seribu sungai, hangatnya rumah panjang Lamin. Ada rasa bangga dan ironi. Negeri kaya, hutan yang mulai hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun