Aku berbincang dengan kemarin. Apa engkau ingin bersamaku esok? Kemarin menggeleng. Bagaimana aku akan meninggalkanmu? Aku pasti mati dalam rindu.
Aku kembali mengetuk pintu kemarin. Kita dikejar waktu. Ayo bergegas. Kemarin kembali tertunduk pasrah. Aku tak akan menjadi esokmu.
Bisakah aku menghentikan dunia yang dibelenggu waktu? Aku ingin tetap bersama kemarin. Aku membenci hari ini dan esok yang terbungkus ragu. Aku seakan lupa, bahwasanya hari ini dan esok akan menjadi kemarin. Mengejar kemarin adalah keniscayaan yang sia-sia
FS, 19 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H