Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Dua Patah Kata

30 Oktober 2021   22:20 Diperbarui: 30 Oktober 2021   23:04 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-sijai

Aku rindu

Dua patah kata, yang selalu terjaga kala malam menggantung di pelupuk mata
Hembusan angin bercampur elegi menerpa
Hujan telah bosan runtuh ikut serta
Sumur-sumur rasa meluap bak luapan hati yang sulit reda

Nada tak lagi elok menghias gita
Suara sumbang singgah di telinga
Hanya diam dalam angan kelana
Detak jantung kencang mengalahkan genta

Aku kangen

Hanya dua patah kata, terlontar dari bibir pias tanpa rona
Titik-titik mengaliri dari sudut mata
Meraba ke mana muara
Tercenung kapal di tengah samudera

Hanya dua patah kata
Terpatah-patah tanpa daya

FS, 30 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun