Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Monolog Embun, Sang Bidadari Pagi

24 September 2021   05:21 Diperbarui: 24 September 2021   05:35 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Embun | Sumber: www.piqsels.com

Aku adalah embun, hadirku tak kau sadari. Tak mengapa jika kau tak peduli. Aku memang senang dalam diam, tak hendak ada dalam riuh siang. Rasakan sejukku pada pagi dan malam mengelus tenang.

Aku, embun yang  bergelayut manja di daun, ranting, pohon, di mana saja. Mengusap alam dalam rasa damai bersuka. Lihatlah, anak-anak burung menghirup dalam haus menyerang. Bersedekah pada alam yang makin gersang.

Sebutlah aku embun sang bidadari. Yang malu pada matahari pagi. Mengalah pergi berganti tugas dengan matahari. Setia untuk esok hari.

Akulah embun, sang bidadari, menyapa selamat pagi. Bening nan hening. Turun senyap, sejuk, dingin menggayut pagi.

FS, 24 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun