Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monolog Hati yang Patah

15 September 2021   10:00 Diperbarui: 15 September 2021   10:05 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://www.piqsels.com/


Aku bertanya, apa kabar hati?

Kemarau panjang tak jua menyudahi
Kenapa nelangsa mendera diri
Gelisah dalam perundungan sejati
Hati sedang sakit, sakit yang tak hendak pergi

Aku melongok, menjenguknya setiap pagi
Telah terpatah tanpa daya menyendiri
Siapa bisa mengobati?
Adakah ramuan yang bisa merekatkannya kembali?

Hening, tak ada jawaban memberi
Saatnya membuang rasa benci
Menanam cinta agar bertunas, tumbuh bersemi
Kepada hati aku berkata, tak akan kusia-siakan diri

Hati yang terpatah, melekat kuat
Walau parut masih membayang berkelebat
Aku bersama hati akan saling berangkulan erat
Saling mencintai, saling rawat, karna kita berdua adalah kekasih terhebat

FS, 15 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun