Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meramal Melalui Ampas Kopi di Kerinci

9 Agustus 2021   13:28 Diperbarui: 9 Agustus 2021   14:46 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: lokadata.id

Mai ngupai atau mai singgah ngupai (mari minum kopi/mari singgah minum kopi), sapaan dalam masyarakat Kerinci untuk mengajak orang lain singgah minum kopi. Jika ada yang bertamu, biasanya ditawari minum kopi. Apalagi jika saudara laki-laki dari pihak ibu yang disebut tengganai, kadang tidak perlu ditawari minum kopi tapi wajib dihidangkan kopi. Kopi adalah hidangan wajib bagi tamu, kue atau penganan tidaklah wajib ada.

Kopi dan Kerinci sudah "sebau", jika seseorang pergi merantau dari Kerinci, pasti terkenang aroma kopi Kerinci yang khas. Apalagi sekarang kopi semakin booming, anak-anak muda juga menyukai kopi serta ikut nongkrong di kedai-kedai kopi ala anak muda zaman sekarang.

Nah, ada sesuatu juga tentang kopi di Kerinci, yakni meramal melalui kopi. Dari dulu sudah ada meramal kopi, yakni ketika kopi sudah diminum dan tinggal ampasnya maka gelas kopi ditelungkupkan. Dari gurat aliran ampas kopi ini dibaca ramalan. Boleh percaya boleh tidak.

Saya sendiri, dilarang keras oleh ibu ke tempat meramal kopi ini. Karena lingkungan tempat meramal kopi terkesan negatif. Yang lebih penting lagi, dalam agama Islam tidak boleh percaya akan ramalan manusia atau syirik.

Mungkin zaman dulu meramal kopi ini hanya hiburan setelah minum kopi, dalam arti kata iseng saja. Tapi dalam perkembangannya, meramal kopi yang umumnya diminati perempuan ini, memiliki peminat atau langganan tetap.

Apa sih yang bisa dibaca atau ramalan kopi yang berasal dari ampas kopi ini? Kaum perempuan biasa minta diramal akan jodoh atau tentang kehidupan sehari-hari. Orang yang meramal kopi yang biasa disebut tukang kopi akan membacakan atau meramal kopi. Tukang kopi ini biasanya mewarisi kemampuan meramal kopi dari generasi sebelumnya, boleh dikatakan turun temurun. 

Namun ada juga yang belajar cara meramal kopi. Kopi yang digunakan biasanya kopi jenis Robusta dari daerah Kerinci. Menurut kepercayaan, memang harus menggunakan kopi asli Kerinci.

Bagaimana ritual meramal kopi ini? Pertama tukang kopi akan membuat segelas kopi untuk seseorang yang ingin diramal. Orang yang ingin diramal tersebut meminum kopi sampai habis. Kemudian gelas kopi yang tinggal ampas dibiarkan mengendap. Gelas kopi dimiringkan, diputar, ditelungkupkan pada nampan yang dialasi dengan kain. 

Sumber foto https: www.cnnindonesia.com
Sumber foto https: www.cnnindonesia.com

Ampas yang basah ini perlahan turun dan membentuk gurat atau goresan didinding gelas. Menunggu sebentar sampai ampas kopi turun semua dan tukang kopi siap meramal. Tukang kopi akan menanyakan ingin diramal tentang apa atau bisa juga tukang kopi langsung membacakan ramalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun