Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia Bertuba

28 Juli 2021   09:32 Diperbarui: 28 Juli 2021   15:26 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-jsvad

Semua kita akan mati
Pergi, tak pernah kembali
Ada yang gelisah
Dosa belum terhapus sudah
Ada yang tenang
Tawakal berserah kapan harus berpulang

Dunia telah bercampur tuba
Hitam menyelusup tak kasatmata
Menyelimuti udara dan kita sangsi menghela nafas
Membekap aliran menjadi terbatas

Apakah Tuhan yang memberi tuba?
Tidak, Tuhan sangat bermurah hati, rahmat tercurah segalanya
Negeri sedang dijajah wabah
Bak daun, satu persatu terlepas dari ranting pohon yang goyah

Dunia bertuba, masih dalam mendung kelabu
Entah kapan kita aman melenggang bebas tanpa belenggu

FS, 28 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun