Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membungkus Kisah Pak Tua dan Biduk Tua

12 Juni 2021   08:20 Diperbarui: 12 Juni 2021   08:37 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/

Biduk tua oleng ke kiri dan ke kanan dikayuh pak tua
Pengayuh lusuh rapuh hampir tak bertenaga
Mungkin kita akan mati bersama
Danau ini telah kita arungi dalam paruh usia

Kemana ikan-ikan, keluh pak tua
Tak berpenghuni, lengang suasana
Tak ada rambatan sedikit pun suara
Tak ada yang mengintip malu-malu seperti biasa

Kenapa begitu damai kurasa
Raga ringan seperti kapas terbang di nirwana
Hei aku ingin menangkap ikan, bukan ingin menangkap awan. Pak tua heran berkata
Dalam senyum menikmati hembusan angin surga

Pak tua telah tertidur panjang
Dalam biduk tua, teman berkayuh setia sampai ajal menjelang
Membungkus kisah disaksikan kiambang
Danau terdiam tafakur, teman bercakap telah hilang

FS, 12 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun