Secangkir kopi mengikat kita
Dalam erat wicara pun rasa
Bolehkah aku mentraktirmu secangkir kopi? Terngiang sebuah tanya
Tercium dalam sebuah aroma tak terlupa
Aku mencintai kopi karna dirimu
Atau aku mencintaimu karena kopi?
Absurd, tak perlu jawaban pasti
Nyatanya, dunia indah jika duduk bersisi rebah di bahu
Mencium wangi kopi membuatku amnesia
Lupa akan kapan terakhir bersua
Kemarin, bulan yang lalu atau bertahun-tahun yang lalu. Ah aku lupa
Kurasa baru pagi tadi kita bersama
Deja vu, secangkir kopi dalam setangkup haru
Mengenangmu, dalam bias senja nan sunyi
Engkau tak pernah benar-benar pergi
Selalu ada dalam secangkir kopi yang kuhirup dengan segenap rindu
FS, 7 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H