Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Deja Vu Secangkir Kopi

7 Juni 2021   08:05 Diperbarui: 7 Juni 2021   08:10 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/


Secangkir kopi mengikat kita
Dalam erat wicara pun rasa
Bolehkah aku mentraktirmu secangkir kopi? Terngiang sebuah tanya
Tercium dalam sebuah aroma tak terlupa

Aku mencintai kopi karna dirimu
Atau aku mencintaimu karena kopi?
Absurd, tak perlu jawaban pasti
Nyatanya, dunia indah jika duduk bersisi rebah di bahu

Mencium wangi kopi membuatku amnesia
Lupa akan kapan terakhir bersua
Kemarin, bulan yang lalu atau bertahun-tahun yang lalu. Ah aku lupa
Kurasa baru pagi tadi kita bersama

Deja vu, secangkir kopi dalam setangkup haru
Mengenangmu, dalam bias senja nan sunyi
Engkau tak pernah benar-benar pergi
Selalu ada dalam secangkir kopi yang kuhirup dengan segenap rindu

FS, 7 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun