Nurdin tak sanggup mengatakan yang sebenarnya, hal yang memalukan, hal yang diajarkan guru agamanya bahwa mencuri itu berdosa. Ibu Rosmaini berucap syukur, walaupun sebelumnya dia sudah merelakan dompetnya yang hilang. Â Nurdin lama berbincang, mengenang masa kecilnya yang penuh kepahitan dan berlanjut hingga kini.
Ibu Rosmaini menawarkan sebuah lahan untuk berternak ayam. Lahan tersebut sudah tak terurus sejak suaminya meninggal. Â Ibu Rosmaini juga yang meminta bantuan anaknya untuk membantu memodali usaha peternakan ayam buat Nurdin.
"Jangan anggap ini hutang, bayarlah jika nanti sudah sanggup membayarnya," ujar Ibu Rosmaini.
Walaupun merasa bersalah telah menyusahkan Ibu Rosmaini, namun Nurdin bertekad bekerja keras agar usahanya berhasil. Ibu Rosmaini, bukan sekedar guru yang mendidik tapi juga membantu dalam kehidupannya dari kecil hingga tiba-tiba dipertemukan kembali. Ibu Rosmaini adalah guru yang mengisi otaknya, meluruskan pikirannya juga dengan rela hati membantu dalam kesulitan. Nurdin kembali berlinang.
FS, Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H