Lawang Sewu, pada suatu masa
Di bawah pohon Mangga Lalijiwo nan rindang
Engkau dan aku bercengkrama
Mengenang tali temali rasa dalam masa yang panjang
Apa benar ada seribu pintu? Aku bertanya padamu
Engkau berkata, walau beribu pintu, hati hanya satu terbuka
Aku tertawa, layak usai mengecap Mangga Lalijiwo
Hilang ingatan seketika
Senja sudah membayang
Kita hanya memandang Lawang Sewu dalam cahaya temaram
Meninggalkan memori, Â kita akan pulang
Tak akan ada dua tangan dalam satu genggam
Seribu pintu, satu hati
Daun-daun jatuh layu
Hanya Lawang Sewu menjadi saksi
Mengiringi langkah enggan berlalu
FS, 29 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H