Kabupaten Kerinci terletak di ujung barat Propinsi Jambi dan berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat, dengan topografi berupa perbukitan dan pegunungan.Â
Tentu saja tidak terdapat lautan di Kerinci, makanya untuk kebutuhan konsumsi ikan laut didatangkan dari Kabupaten Pesisir Selatan (Provinsi Sumatera Barat) yang merupakan kabupaten tetangga. Sementara Kerinci hanya terdapat ketersediaan ikan air tawar dari sungai dan Danau Kerinci. Danau Kerinci merupakan sentra ketersediaan ikan untuk wilayah Kerinci.
Ikan Semah, Ikan Medik (Nilem), ikan Barau, Ikan Puyu (betok) dan ikan Seluang merupakan ikan spesifik lokal yang hidup di Danau Kerinci, di samping itu juga ada lobster air tawar.Â
Ikan spesifik lokal Danau Kerinci ini semakin langka dan populasinya semakin sedikit. Ini disebabkan penangkapan yang berlebihan dan daya dukung yang semakin menurun. Dan ini juga tidak terlepas dari usaha keramba yang menjamur di Danau Kerinci.
Ibu Susi Pudjiastuti pada kunjungannya di Danau Kerinci pada 12 Februari 2019 silam telah mengingatkan bahwa Danau Kerinci harus diselamatkan dari pencemaran usaha keramba ikan (jaring apung) jangan sampai melebihi kapasitas.Â
Supaya tidak bernasib sama dengan Danau Toba, Sumatera Utara, Danau Maninjau dan Singkarak, Sumatera Barat maupun Cirata dan Saguling, Jawa Barat. Pencemaran akibat over kapasitas keramba di beberapa danau tersebut membuat ikan mati massal, sehingga banyak petani dan pengusaha merugi.
Beberapa hari yang lalu, pada hari libur kerja yaitu hari Sabtu dan Minggu, saya biasa berburu ikan dari Danau Kerinci. Ikan-ikan segar ini memang selalu tersedia di pasar Sungai Penuh tapi dengan jumlah yang sedikit. Tidak seperti Ikan Nila dari hasil keramba selalu tersedia setiap saat.Â
Dan saya beruntung, Sabtu kemaren mendapati Ikan Seluang di pasar. Ikan Seluang ini sangat jarang dan harganya lumayan tinggi. Menurut penjualnya, jika bulan purnama baru banyak Ikan Seluang yang bisa ditangkap. Ikan seluang ini 1/4 kg dihargai Rp. 25.000,-. Kalau bulan puasa malah lebih mahal bisa Rp. 30.000. Pada penjual Ikan Seluang ini hanya ada satu baskom kecil Ikan Seluang. Benar-benar kian langka.
Untuk pengolahan menjadi masakan, karena Ikan seluang ini berukuran kecil hingga untuk mengeluarkan isi perutnya cukup dengan memencet perutnya. Kemudian di cuci bersih, diberi asam jeruk dan sedikit garam.Â
Selanjutnya ikan seluang bisa di goreng kering, bisa dijadikan seluang balado atau tanpa cabe pun gurih kriuk-kriuk. Ikan seluang juga enak di olah menjadi gulai. Kalau di Kerinci ikan seluang sering di gulai dengan rebung. Rebung adalah tunas bamboo/anakan yang masih muda yang tumbuh di akar bambu.
Bagaimana rasanya? Ikan seluang yang masih segar dan langsung diolah ini rasanya gurih dan "manis". Â Apalagi makan dengan nasi panas-panas, dijamin lahap dan kenyang he he he. Ingin mencobanya? Mungkin di daerah anda juga terdapat ikan seluang sungai ataupun danau. Kita berharap ikan-ikan lokal ini bisa tetap bertumbuh dan lestari. Terima kasih.
Fatmi Sunarya, 18 Maret 2021
Referensi 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H