Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

LDR si Monyet Cerdik dan si Buaya

18 Februari 2021   22:23 Diperbarui: 18 Februari 2021   22:41 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makassartoday.com

Ketika saya jadi monyet dan terlibat cinta monyet, yah zaman masih jadi ciwi unyu-unyu. Saya pernah juga LDR. Tapi engga begitu serius sih. Teman cowok saya tiba-tiba pindah sekolah ke kota lain. Sebenarnya kita temanan tapi ketika mau pindah dia minta alamat saya.

Ternyata, ada ya orang-orang yang lancar kalau komunikasi pakai surat. Kalau ngomong langsung mungkin dengkulnya menggigil. "Maukah kamu jadi pacarku?" Tanyanya dalam surat wangi kemenyan eh surat wangi warna pink maksudnya. Saya iya kan saja, karena saya masih monyet lugu.

Eits tunggu dulu, monyet lugu? Ternyata engga. Saya monyet cerdik. Kala itu dia menitipkan dua surat pada pamannya. Pesan dia pada pamannya, berikan satu pada saya dan satu lagi pada cewek lain. Ternyata pamannya lupa nama, yang mana Fatmi cantik, yang mana Wati manis. Ehem.

Datanglah pamannya membawa dua amplop surat tadi ke rumah saya. "Saya bingung, yang mana surat untukmu dan silakan dipilih," katanya pasrah. Otak saya berpikir cepat, hmm bagaimana kalau saya pilih saja surat buat si Wati. "Oke, ini surat buat saya," secepat kilat saya sambar surat untuk Wati.

Dan si pengantar surat pulang. Saya segera membuka surat dengan riang dan gembira. Lho kok? Karena saya merasa berhasil memberi pelajaran padanya, si penulis surat. Dan sudah kuduga, isi surat untuk Wati intinya engkaulah satu-satunya orang yang kucinta. Saya langsung ngakak, pasti surat yang satu lagi isinya sama.

Dan surat itu tak pernah di balas. Si monyet cerdik lagi asyik sepedaan, lupa dengan si buaya. Tapi, beberapa minggu kemudian, datanglah Wati ke rumah. Main labrak saja. Dia marah-marah. "Lho, kok marah sama saya, marah sama yang nulis surat," kata saya. "Uruslah buaya itu, saya ngga minat," kata saya sambil makan pisang. Kan saya monyet hi hi hi.

Setelah peristiwa itu, saya tidak saling tegur dengan si buaya. Jadi, salah satu godaan LDR itu adalah bisa pasang undian banyak. "Setia", setiap tikungan ada. Kayak main sepakbola kukira. Ada pemain utama, ada pula lah pemain cadangan. Bah, cam mana ini.

FS, 19 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun