Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dara, Kapan Kita Mendaki Lagi?

5 Januari 2021   19:24 Diperbarui: 6 Januari 2021   16:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita seperti anak kecil, berebutan sepotong roti
Saling menghitung tegukan dari sebotol kopi
Jangan kau habiskan kopinya!!
Mata hitam bulat melotot milik seorang dara

Entah kenapa kita begitu gembira
Padahal kaki hendak patah tiga
Nafas terengah tak henti
Hanya ingin segera melihat puncak tinggi

Masih lamakah kita akan sampai?
Sang dara, mulai capai
Sedikit lagi, tak kau lihat hampir terang
Pohon-pohon kian lengang

Puncak, kita mendekap puncak gunung tinggi
Hanyak memandang Edelweiss rebah ke kanan ke kiri
Sang Dara asyik menyusun batu
Lupa akan tegukan terakhir kopi, lupa juga semua gerutu

Wahai Dara, aku selalu bahagia mendaki bersamamu

Fatmi Sunarya, 5 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun