Kita seperti anak kecil, berebutan sepotong roti
Saling menghitung tegukan dari sebotol kopi
Jangan kau habiskan kopinya!!
Mata hitam bulat melotot milik seorang dara
Entah kenapa kita begitu gembira
Padahal kaki hendak patah tiga
Nafas terengah tak henti
Hanya ingin segera melihat puncak tinggi
Masih lamakah kita akan sampai?
Sang dara, mulai capai
Sedikit lagi, tak kau lihat hampir terang
Pohon-pohon kian lengang
Puncak, kita mendekap puncak gunung tinggi
Hanyak memandang Edelweiss rebah ke kanan ke kiri
Sang Dara asyik menyusun batu
Lupa akan tegukan terakhir kopi, lupa juga semua gerutu
Wahai Dara, aku selalu bahagia mendaki bersamamu
Fatmi Sunarya, 5 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H