Hey, aku suka matamu
Yang berisi kejujuran tak semu
Aku juga menyukai polos jiwa
Tak ada muslihat, pun tipu daya
Bolehkah aku menitip asa
Tak lama, sebentar saja
Kan kutemui dirimu dibalik punggung Rinjani
Bukankah, kesana kita akan pergi?
Rinjani tlah lama menanti untuk didaki
Seperti diriku menunggu sebuah janji
Duduk memandangi biru Danau Segara Anak
Angin meniup helai rambutmu yang berombak
Rinjani, akankah nyata bukan sekedar tanya?
FT, 2 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H