Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Sunyi Memerdekakan Diri

25 November 2020   23:51 Diperbarui: 25 November 2020   23:57 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan sunyi menyibak tirai jendela
Seperti ada kilatan cahaya
Ah, hanya petir yang marah tiba-tiba
Malam begitu menakutkan baginya

Adakah tempat persembunyian abadi?
Tak hendak memandang gulita mengintimidasi
Atau adakah yang sudi menemani
Jelang terang menghampiri?

Perempuan sunyi mulai menghitung bintang
Satu, dua, sepuluh hingga seribu berharap kantuk datang
Mata bulat kosong, jiwa melayang
Menikmati sepi yang berdentang

Tak peduli ketokan pintu bertalu-talu
Mereka hanya ingin menambah warna kelabu
Mengelabui, menawarkan fatamorgana palsu
Perempuan sunyi menikmati kemerdekaan tanpa belenggu

FS, 25 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun