Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Mengharap

21 November 2020   21:17 Diperbarui: 21 November 2020   21:22 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.kompasiana.com/topic/toxic-relationship

Ranjang ini dingin seperti dirimu
Pria itu berucap, lalu berlalu
Sang perempuan meringkuk tersedu dibalik selimut
Menunggu pagi menjemput
Tak ada kehangatan
Hampa dalam ikatan

Kemana sang pria?
Hatinya tlah tertambat pada gairah muda
Kembali kapan dia suka
Lupa daratan
Mabuk lautan
Sedang hilang ingatan

Tali terikat erat
Tak hendak sedikitpun dikerat
Apa kau masih mencintaiku?
Tak ada jawaban, diam membisu
Hanya daun pintu yang terhempas
Tebu telah menjadi ampas

Tak mengharap kau kembali
Jangan kembali dengan harap

FS, 21 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun