Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tabueng (Terbuang)

26 September 2020   12:02 Diperbarui: 26 September 2020   19:33 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://loveinglass.wordpress.com/2013/11/28/tulisan-hati/

Kenangan hanya manis untuk dikenang
Kini badan telah terbuang
Dibawa arus deras ke muara
Tenggelam dalam lubuk tak bernama

Tabueng, tabueng
Kaseah putauh ditangoh jaleang
Batale  dalam senyap malam
Menumpahkan rasa sedih yang terpendam

Tinggang, tingganglah
Semangat hidup tak boleh patah
Biarlah kesedihan berlalu bersama angin yang membawa terbang
Usah lagi menemui dalam bayang

Fatmi Sunarya, 26 September 2020

tabueng (Bahasa Kerinci): terbuang
Kaseah putauh ditangoh jaleang (Bahasa Kerinci): kasih putus ditengah jalan
Batale (Bahasa Kerinci): cara bernyanyi Suku Kerinci
Tinggang, tingganglah (Bahasa Kerinci): tinggal, tinggallah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun